1 Petrus 2:11-17 | Merdeka?! Dijajah!?

Renungan Khotbah Tafsir 1 Petrus 2:11-17 Apakah kita benar-benar sudah hidup sebagai orang-orang yang merdeka?
1 Petrus 2:11-17

Merdeka?! Dijajah!? — Syalom semua, hari ini gak kerasa ya ternyata kita udah 4 hari 66 tahun lamanya merdeka. Sekarang saya mau coba dulu nih yel-yel kemerdekaan kita: Merdeka! Merdeka!

Cuma pengen tau aja nih, masih sesemangat apa sih kita mengucapkan kata: Merdeka! Siap ya, Merdeka!

Kenyataannya temans, ada begitu banyak orang di zaman sekarang yang bukan hanya tahu bahwa Indonesia merdeka, malah sekarang kan banyak orang yang cenderung bertanya-tanya: Yakin nih kita sudah merdeka?

Sekarang kita mau bagi kelompok nih, dua kelompok ya,

Kelompok 1 yang berani bilang kalau Indonesia memang sudah merdeka dan Kelompok satunya lagi yang mau mempertanyakan yakin nih kita udah merdeka.

Minimal perjuangin pendapat itulah ya masing-masing kelompok. Tugasnya: kasih alasan, kasih bukti ... supaya 'mereka' yakin.

Kita merdeka? Iya, kita memang sudah memproklamirkan kemerdekaan 4 hari 66 tahun yang lalu. Akan tetapi, apakah kita benar-benar sudah hidup sebagai orang-orang yang merdeka? Atau jangan-jangan, biar di kata kita ini udah merdeka, ternyata kita masih hidup seperti orang-orang yang terjajah?!

Dalam membangun kehidupan beriman sebagai orang percaya pun rasanya hal yang sama juga berlaku - kita sudah dimerdekakan, tapi apa memang benar kita sudah hidup sebagai orang merdeka??
1 Petrus 2:11-17
Peringatan untuk hidup sebagai hamba Allah
2:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.
2:12 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.
2:13 Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi,
2:14 maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.
2:15 Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.
2:16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
2:17 Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Saya mau ajak kita untuk merenungkan 2 hal:

1. Ayat 11 dan ayat 12

Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.

Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

Ada: Keinginan daging melawan cara hidup yang baik

Kita sampai hari ini kayaknya sih masih selalu digoda untuk takluk pada "penjajah-penjajah modern" yang namanya: keinginan daging.

Contoh:

Wuih zaman sekarang kan lagi boom nya game online tuh ya. Coba deh cek sendiri ya ... lihat ke diri kita ... gimana rasanya kalau satu hari aja kita gak nyentuh tu game online? Gelisah, resah ... takut ketinggalan ... Hmmm kalau sudah di tahap seperti itu ... jangan-jangan kita sedang dijajah nih.

trus lagi ini ... ha pe ... wuih ... perkembangannya cuepet banget kan ya .. gak seminggu jalan .. eh udah ada yang baru lagi tuh ha pe ... coba cek ya: apa perasaan di hati kita pas kita tahu ada hape terbaru yang keluar ... aduh, g dah ketinggalan zaman nih ... malu banget dah g ma temen-temen g yang lain kalau masih pake hape jadul begini (jadul? padahal tu hape dah harganya 3 jutaan waktu belinya) .. hmmm .. jangan-jangan ini juga sama nih .. dijajah oleh ..

Apa lagi apa lagi? Ingin marah mulu rasanya ... lah kita di sini marah-marah .. dia di sono nya santai-santai aja tuh ... dijajah oleh perasaan marah ...

Atau ini:
Inginnya teh mengkritik aja terus-terusan. Kapan majunya atuh kita ini kalau kerjaannya cuma mengkritik wae saban hari? Gak di negara gak di gereja, kritik di mana-mana.

Padahal kan idealnya saling mendukunglah ya kita ini. Dukunglah program-programnya, para pelayannya (MJ, Pendeta, Komisi-komisi, dll). Sebab kalau gak di dukung, bagaimana kita bisa maju?

Siapapun orangnya gak akan pernah bisa maju kalau gak ada yang namanya saling mendukung satu sama lain.

Akan tetapi, Carilah selalu cara hidup yang benar! Kalau mau mengkritik ya kritiklah dengan bijak, kasih juga alternatif solusi dan berjuanglah bersama-sama untuk menggapai impian ke sana.


2. Ayat 16 antara menyalahgunakan kemerdekaan melawan hidup sebagai hamba Allah

Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.

Ada gak yang punya contoh realnya?
Coba lihat deh tiap minggu dalam liturgi gereja kita: ada pengakuan dosa, terus ada berita anugerah pengampunan kan ya.

Lalu lihat deh hari-hari berikutnya setelah kita pulang kebaktian dan menerima anugerah pengampunan dari Tuhan, apa yang kita lakukan selanjutnya? "Untung da bersih nih sekarang ... besok bisa nih nabung 'dosa' lagi .. biar ada yang bisa diampunin di hari minggu sama Bos."

Makanya saya senang kalau di ayat 16 itu kita diingatkan bahwa hidup kita itu adalah hidup sebagai hamba Allah! Kalau dibilang kita ini hidup sebagai hamba Allah, tujuan kita kan cuma satu: sebagai hamba, kita mau menyenangkan selalu hati tuan kita.

Saya ingat cerita teman saya kemarin, dia makan dengan teman-temannya ber-enam di sebuah restoran dan yang melayani mereka di situ adalah seorang pelayan perempuan juga yang sedang training rupanya di sana.

Lalu ada kejadian, setelah semua selesai makan, mau dihitunglah ya total biayanya sama mba pelayan yang sedang training ini dan rupanya dia salah ngitung tuh total biayanya. Dah pucet aja tuh dia kelihatan salah gitu, takut dimarahin sama bos nya.

Ada satu kejadian lagi nih ternyata teman saya itu dan 5 teman lainnya, gak langsung pulang, mereka masih terus ngobrol di sana dan pesen 6 minuman lagi ke restoran itu dan yang mengantar 6 minuman itu adalah ... yups ... mba pelayan yang sedang training yang tadi.

Wah itu dia udah pucet, gemeteran bawa 6 gelas minuman itu ... dan akhirnya bener aja .. saking takutnya dia ... gelasnya goyang dan tumpah semua gelas yang isinya air minum itu di meja teman saya ini.

"Udah gak papa, gak usah takut dimarahin ... tolong ambilin lap aja biar bisa di bersihin nih tumpahan airnya" kata temen saya ... Nah itu si mba pelayanannya udah salah tingkah setengah mati: pucet, gemeteran, ketakutan diomelin ... campur aduk dah di situ.

Pertanyaan saya: apakah mba yang sedang training itu akan memanfaatkan perkataan: "udah gak papa, gak usah takut dimarahin ..." yang maksudnya itu dia dimaafkan ... dari para nyonya dan bos nya di restoran itu dengan berbuat kesalahan yang sama di hari esok?

Tidak! Dia pasti akan berjuang supaya kesalahan yang sama tidak terulang dan dia jadi pelayan yang lebih baik lagi di hari esok dengan pengalaman yang sekarang ini.

Terakhir, mari kita lihat hidup kita masing-masing: yakin nih kita sudah menjadi orang-orang yang hidup sebagai orang merdeka? yang sudah menjadi hamba bagi Allah yang telah menganugerahkan (secara cuma-cuma, kita terima gratisan) 'kemerdekaan' itu kepada kita sekarang?

Jika seseorang hanya melakukan apa yang diperintahkan, maka ia adalah budak. Jika seorang melakukan lebih dari yang diminta, maka ia adalah orang merdeka. (Peribahasa China)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>