Amos 5:7-13 | Memperjuangkan Keadilan

Renungan Khotbah Tafsir Amos 5:7-13 — Menuntut orang lain untuk berlaku adil, tapi dirinya sendiri tak berbuat adil, ya gimana atuh?
Amos 5:7-13

Memperjuangkan Keadilan — Berbicara tentang memperjuangkan keadilan, saya jadi ingat satu gambar yang hari ini menjadi salah satu simbol hukum dan keadilan: Ada yang ingat gambar di atas itu tadi? (yang dipakai oleh band Metallica sebagai cover Album mereka).
Itu adalah gambar Dewi Keadilan. Dalam legenda Yunani, dia dikenal dengan sebutan Themis, kalau di Romawi, dia dikenal dengan nama dewi Yustitia (kalau ingat bahasa inggrisnya "keadilan" - Justice, itu dari kata Iustitia).

Dan simbol atau gambarnya selalu khas seperti itu: seorang perempuan, tangannya yang satu memegang pedang, yang satunya lagi memegang timbangan dengan mata yang tertutup dengan kain.

Timbangan menyimbolkan bahwa akan selalu ada cara mengukur pembelaan dan perlawanan dalam sebuah kasus. Pedang menyimbolkan kekuatan untuk menghukum. Dan yang paling penting adalah mata yang tertutup, keadilan yang tidak pandang bulu, makanya ada yang bilang kan, semua orang sama di mata hukum.

Bukankah gambaran akan simbol yang luar biasa! Ada tujuan yang mulia yang mau disampaikan dengan gambar atau simbol hukum itu, yaitu: keadilan yang benar-benar adil.

Akan tetapi, yang kita sayangkan adalah kenyataannya. Simbolnya yang keren itu seringkali tidak terjadi dalam kehidupan keseharian kita semua di dunia ini.

Orang di zaman sekarang justru banyak menyindir tentang harapan dan kenyataan dari simbol keadilan itu dengan menghadirkan simbol-simbol yang baru, yang mau menunjukkan bahwa keadilan hanyalah harapan yang belum (kalau tidak mau dikatakan tak pernah) menjadi kenyataan.

Saya punya gambar lagi ...
Kain penutup matanya udah bolong! Dia tidak lagi mengadili dengan "tidak pandang bulu". Pedangnya berubah menjadi gunting, yang artinya kekuasaan dan kekuataannya untuk mengadili menjadi melemah. Dan kalau mau ditambahin sih sebenarnya bisa, di timbangannya itu yang menang adalah yang uangnya banyak.

Kalau di Indonesia, kita pun punya lambang yang menyindir keadilan di negeri ini, bahkan sindirannya lebih nyelekit lagi.
Ada yang ingat kasus sandal jepit itu? Anak sekolah nyolong sendal jepit yang ternyata sendal itu punya anggota Brimob dan dituntutlah anak itu, bukan sebulan dua bulan, melainkan 5 tahun penjara! Ini bulan Mei yang lalu kejadiannya. Kemudian banyak orang yang memprotes dengan cara mengumpulkan 1000 sendal jepit untuk Brimob itu.

Ada satu lagi gambar.
Kotak sumbangan. Dan ini banyak: kotak sumbangan untuk bantuin renovasi gedung inilah itulah, kotak sumbangan untuk ganti mobillah dan semua dilakukan oleh pemerintah (di atas penderitaan rakyat yang masih miskin ini). Katanya karpetnya saja itu sudah ber-milyar-milyar harganya.

Dan itu lah realitasnya yang selalu berulang dari zaman ke zaman: keadilan yang adil masihlah sebatas harapan. Dan perjuangan kita adalah selalu, dalam bahasa pembacaan Alkitab kita hari ini, perjuangan kita semua adalah: "Melawan Perkosaan Keadilan" (judul perikop Alkitab nya).
Amos 5:7-13
Melawan perkosaan keadilan
5:7 Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan yang mengempaskan kebenaran ke tanah!
5:8 Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi--TUHAN itulah nama-Nya.
5:9 Dia yang menimpakan kebinasaan atas yang kuat, sehingga kebinasaan datang atas tempat yang berkubu.
5:10 Mereka benci kepada yang memberi teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas.
5:11 Sebab itu, karena kamu menginjak-injak orang yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, --sekalipun kamu telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya.
5:12 Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang.
5:13 Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat.
Apa yang terjadi di masa Amos 5:7-13 waktu itu? Mari kita lihat sekali lagi.

Amos 5:7 - Keadilah berubah menjadi ipuh (beracun) dan kebenaran dihempaskan ke tanah.
Amos 5:10 - Orang yang menegur dibenci (artinya dilarang protes!)
Amos 5:11 - Orang lemah diinjak-injak, petinggi makin kaya, rakyat makin miskin dengan pajak.
Amos 5:13 - Orang benar terjepit, suap merajalela dan orang miskin dilupakan.

Kalau sudah begitu keadaannya, bisakah kita membayangkan hidup sebagai rakyat di zaman Amos?? Mengerikan!

Pasti kita gak mau Indonesia terjebak dalam pergumulan yang mengulang pengalaman Amos pada waktu itu (atau sudah terlambat? karena kejadian yang sama sudah berulang di masa kini di Indonesia?).

Pertanyaannya adalah, apa yang bisa kita lakukan supaya sejarah buruk itu tidak berulang lagi di masa apa pun hari ini.

Ada dua hal yang mau kita renungkan hari ini:

Kuasa untuk Berlaku Adil

Tuhan memberikan kuasa kepada setiap kita untuk melakukan keadilan. Siapa sih yang dikritik oleh Amos dalam pembacaan Alkitab kita hari ini?

Amos 5:7 "hai kamu ..."
Amos 5:10 "mereka ..."
Amos 5:11 "karena kamu ..."

Siapa mereka? Siapa kamu di sana? Orang-orang yang diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melakukan Keadilan. Tapi ternyata mereka tidak melakukan hal itu.

Saya jadi ingat sewaktu kuliah ada teman yang berkata, "Ah, itu pejabat pada lupa semua dulu itu mereka juga yang banyak protes, tapi setelah menjabat, mereka lupa itu semua!"

Kita semua diberikan kuasa oleh Tuhan untuk melakukan keadilan. Gak usah jauh jauh, bapak, ibu dan teman-teman muda diberikan kuasa itu ketika ada dalam keseharian hidup kita.

Musuh kita bersama adalah embel-embel "emas" itu: "anak emas", "komisi emas" ada gak ya?, atau "pendeta emas"? ada gak ya?.

Bila Tuhan sudah memberikan kuasa pada kita untuk menciptakan keadilan, mari kita tunjukkan kebijakan yang adil pula dalam keseharian hidup kita ini.

Yang terakhir, Untuk Memperjuangkan Keadilan, langkah yang paling mungkin kita lakukan adalah

Jadilah Orang yang Adil

Mulailah dari diri kita sendiri.
Kita menuntut orang lain untuk memperlakukan kita dengan adil, tapi kitanya sendiri tak berbuat adil, ya gimana atuh?

Ada cerita tentang dua sahabat yang jualan di pasar, tukang daging dan tukang buah. Tukang daging selalu beli buah pada sahabatnya itu si tukang buah, begitu juga sebaliknya, tukang buah selalu beli daging pada tukang daging.

Suatu hari, tukang daging membeli buah ke si tukang buah. Tapi tukang buah sedang bingung karena dia kehilangan alat timbangan untuk mengukur kiloan itu. Untung tukang buah pinter, dia ingat kemarin dia baru saja beli daging 2 kilo ke sahabatnya itu. Maka dipakailah daging dua kilo itu sebagai alat timbangannya.

Keesokan harinya, tukang daging datang lagi dan marah-marah: "Ini gimana sih kamu, aku beli buah 2 kilo, kok pas aku timbang lagi cuma 1,5 kilo?"

Tukang buah pun bingung: "Lah, kan kemarin aku beli daging 2 kilo dari kamu pak."

"Kemarin itu alat timbangannya lagi hilang, makanya ku pake dagingmu yang kau jual padaku itu karena kau pun mau beli buah seberat dua kilo sama seperti daging yang ku beli dari mu. Kalau kau protes sekarang bagaimana ini daging yang katanya dua kilo dari mu kemarin?" tukang buah mulai curiga.

Orang yang adil bukanlah orang yang tidak berbuat keadilan, melainkan orang yang bisa berbuat tidak adil, tetapi tidak mau berbuat demikian. (Menandes)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>