Amos 5:21-27 | Tuhan yang Rempong?

Renungan Khotbah Tafsir Amos 5:21-27 Maaf, Tuhan gak terima sogokan.
Amos 5:21-27

Tuhan yang Rempong? — "Yang pentingkan kami sudah beribadah kepadaMu, sudah pula mempersembahkan korban syukur terbaik bagiMu, kok masih juga rempong (artinya: ribet) sih Tuhan ini?"

Mungkin ada segelintir orang di zaman Amos yang berkata seperti itu ketika mendengar Firman Tuhan di ayat 21-23.
Amos 5:21-27
Ibadah Israel dibenci Tuhan
5:21 "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.
5:22 Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang.
5:23 Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar.
5:24 Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir."
5:25 "Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan korban sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel?
5:26 Kamu akan mengangkut Sakut, rajamu, dan Kewan, dewa bintangmu, patung-patungmu yang telah kamu buat bagimu itu,
5:27 dan Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan jauh ke seberang Damsyik," firman TUHAN, yang nama-Nya Allah semesta alam.
Bagaimana tidak? Jika kita melihat cara kehidupan ibadah Israel saat itu yang disebut-sebut juga oleh Tuhan dalam perikop kita, tampaknya mereka adalah orang-orang yang sangat rajin beribadah.

Mereka melakukan perkumpulan raya (ayat 1), membawa persembahan bagi Tuhan (ayat 2), memuji Tuhan dengan nyanyian dan musik (ayat 3). Tampak sempurna untuk suatu perayaan ibadah bagi Tuhan.

Kurang apa lagi?

Jadi, mengapa Tuhan justru mengatakan Dia membenci, menghinakan, tidak mau memandang ibadah Israel saat itu?

Kita semua tahu jawabannya sudah tersirat dalam ayat ke 24, bahwa hal yang tampaknya saleh itu justru tidak berdampak apa-apa bagi sikap hidup yang baik dalam keseharian Israel saat itu.

Bukan hanya hati yang mendua karena mereka juga menyembah pada berhala-berhala (ayat 26), tetapi juga lihatlah misalnya apa yang Israel lakukan dalam keseharian mereka di Amos 2:6-8, lengkap sudah bertolak belakangnya dengan ibadah “keren” yang mereka lakukan tadi.

Kalau begitu, Tuhan memang selayaknya rempong (ribet) kepada Israel (dan juga kepada kita hari ini) apabila berhadapan dengan pola seperti itu. Tuhan yang rempong, Tuhan yang cerewet untuk memastikan bahwa jalan yang diambil oleh umatNya adalah jalan yang benar sesuai dengan kehendakNya.

Memangnya Tuhan itu seperti “orang yang terima sogokan gitu”? Ya enggak lah.

Yang Tuhan mau adalah sepenuh hati kita untukNya.

Bukan hanya setengah hati untukNya dan setengah lainnya untuk sekehendak kita sendiri yang bertolak belakang dengan apa yang Tuhan mau.

Sepenuhnya diri kita adalah ibadah sejati kita bagiNya.

Worship is not a part of the Christian life; it is the Christian life. (Gerald Vann)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>