Yesaya 5:1-7 | Siyap, Bosque!

Renungan Khotbah Tafsir Yesaya 5:1-7 Bosque yang baik, kerjaanku yang buruk.
Yesaya 5:1-7

Bos yang Buruk

Siyap, Bosque! — Dalam dunia kerja, memiliki bos yang baik hati adalah impian setiap orang. Memiliki bos yang baik hati, pasti berdampak langsung pada suasana kerja yang menyenangkan sehingga berujung pada hasil kerja yang memuaskan semua pihak.

Lain halnya bila di satu waktu, seseorang bekerja-sama dengan bos yang “buruk”. Berbagai penelitian pernah dilakukan mengatakan bahwa bos yang “buruk” bukan hanya membawa dampak stress tetapi juga resiko kesehatan anak buah nya. Lihat misalnya dalam artikel ini: why your bad boss could literally be killing you

Wajar sih bila seseorang bertemu bos yang “buruk” dan itu berpengaruh pada kinerja dan hasil kerja yang tidak maksimal. Akan tetapi, bila bertemu dengan bos yang baik hati, eh … kinerja dan hasil kerjanya sama saja seperti dirinya bertemu dengan bos yang “buruk”, nah ini namanya “kurang-ajar”.

Bos yang Baik

Bahan Alkitab yang menjadi perenungan bersama kita hari ini bertemu dengan bagian yang gak enaknya, yaitu ketika Bos yang baik hati malah mendapatkan hasil yang “buruk”.
Yesaya 5:1-7
Nyanyian tentang kebun anggur
5:1 Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur.
5:2 Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.
5:3 Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu.
5:4 Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?
5:5 Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak;
5:6 Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya.
5:7 Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.
Bercerita tentang keadaan bangsa Israel sebelum penghukuman pembuangan, jadi ada di masa Israel yang sedang “bandel-bandelnya” memang, lihat saja beberapa contohnya di perikop yang selanjutnya, yaitu Yesaya 5:8-24.

Nabi Yesaya menyampaikan gambaran tentang Tuhan sebagai Pemilik sekaligus “Pribadi” yang telah memperjuangkan se-terbaik mungkin untuk kebun anggur (gambaran bangsa Israel) milikNya itu, ayat 2a-d.

Akan tetapi, semua kebaikan hati itu menjadi tampak sia-sia karena hasil buah anggurnya (gambaran untuk sikap hidup bangsa Israel) tetap saja asam (buruk), di ayat 2e-f. Alhasil, Bos yang baik hati itu meluapkan kemarahanNya kepada Kebun Anggur yang telah “di-baik-in” itu, ayat 5-7.

Suatu kemarahan yang amat wajar untuk sebuah tindakan yang kurang ajar. Habisnya, kurang baik bagaimana lagi? Dicangkul, dibersihkan kebunnya, benih terbaik, dijagai setiap waktu, sudah terbaik semua.

Bila yang ada diperikop kita hari ini digambarkannya tentang Bos yang “buruk”, gak peduli sama Kebun Anggurnya, nah kalau ini mah wajar ya, kalau hasilnya anggur asam.

“Ok, semua yang terbaik sudah, nanti hasil buahnya manis ya.” Seharusnya tidak sulit untuk memenuhi harapan Bos yang baik yang telah melakukan yang terbaik. Tinggal bilang: “Siyap, Bosque!”


Dalam perikop kita hari ini sudah jelas yang bersalah adalah bangsa Israel nya sebagai Kebun Anggur milik Tuhan yang sudah “di-baik-in” tapi masih saja tetap degil, jahat dan asem.

Cermin Diri

Di masa kini, apa yang digambarkan dalam perikop kita sangat mungkin tercermin dalam keseharian kita, misalnya dengan “cerminan” berikut:

1. Pemilik Kebun Anggur -> Menunjuk ke Tuhan
2. Pengerja Kebun Anggur -> Menunjuk pada MJ
3. Kebun Anggur -> Menunjuk ke Jemaat
4. Buah Anggur -> Menunjuk ke Pertumbuhan Jemaat yang semakin serupa dengan Kristus

Atau dengan pola cerminan lainnya seperti dua contoh tambahan di bawah ini:

1. Tuhan
2. Orangtua
3. Anak
4. Sikap anak

1. Tuhan
2. Ayah, Ibu, Anak
3. Rumah kita, Keluarga kita
4. Kedamaian di keluarga.

Kita semua menginginkan “buah anggur” yang manis, bukan?

Jadi, apa yang bisa kita sharingkan bersama saat ini bila dalam konteks cerminan di atas, ternyata hasil buah anggurnya masih “belum manis-manis banget”?

Orang akan bekerja 8 jam sehari demi gaji, 10 jam karena bos yang baik, dan 24 jam karena cinta pekerjaannya. (John C. Maxwell)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>