Yohanes 8:30-36 | Memercayai Yesus Seutuhnya

Renungan Khotbah Tafsir Yohanes 8:30-36 Tolong jangan lupakan bahwa Jalan Tuhan benar-benar tidak terselami oleh pikiran kita.
Yohanes 8:30-36

Memercayai Yesus Seutuhnya — Syalom bapak dan ibu semuanya. Selamat Tahun Baru.

Mengawali hari baru di tahun baru ini dengan pembacaan Alkitab kita dari Lukas 8:30-36, perhatian saya langsung tertuju pada ayat 33.

Ayat itu aneh.
Yohanes 8:30-36
Kebenaran yang memerdekakan
8:30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
8:33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"
8:34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.
8:35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.
8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."

Merdeka kok Dijajah

Yohanes 8:33
Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"

Aneh, karena di saat mereka berkata seperti itu, kondisi mereka (bangsa Israel) sedang dijajah oleh bangsa Romawi. Itu kan berarti mereka sedang menjadi hamba dari negeri yang menjajah mereka, Romawi.

Akan tetapi mereka bisa berkata, "Kami tidak pernah menjadi hamba siapapun."

Ini seperti orang di masa pandemi, tapi mereka tetap merasa gak ada pandemi. Aneh kan.

Percaya kok Berbantahan

Yang lebih aneh lagi adalah kali ini yang terkesan berbantahan dengan Yesus adalah bukan orang Farisi, Saduki atau Ahli Taurat. Kalau tiga kelompok orang yang disebut itu kan memang terkenal gak suka dengan Yesus (meski tidak semua).

Kali ini yang berbantahan dengan Yesus justru adalah orang yang disebut telah percaya kepadaNya (ayat 30-31).

Jujur, dua keanehan tadi sempat membuat saya bingung saat saya persiapan.

Ini maksudnya apa sih? Kok aneh gini.

Tapi akhirnya saya tersadar satu hal.

Mirip

Jangan-jangan apa yang terjadi di dalam perikop kita hari ini adalah benar-benar merupakan gambaran nyata tentang kehidupan orang percaya dalam ikut jalan Tuhan.

Di dalam Perjanjian Lama, perkataan Ayub di ayat ini mewakili gambaran yang saya maksud.

Ayub 2:10
Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?

Sewaktu perbuatan Kristus, jalan Kristus adalah sesuatu yang menyenangkan hati kita ... kita jadi adem.

Tetapi sewaktu jalan Kristus adalah jalan Salib, penderitaan dll yang tidak enak, maka kita jadi berbantahan dengan Tuhan seperti yang dilakukan Petrus (Matius 16:22 "Hal itu sekali-kali tidak akan menimpa Engkau!")

Benar-benar mirip?


Sewaktu kehidupan berjalan masuk akal kita, yang saya maksud masuk akal adalah terjadi seperti yang kita inginkan dan pikirkan: promosi jabatan, rumah tangga bahagia, dll ... di situ kita bersepakat dengan Tuhan.

Tetapi saat kehidupan tidak masuk akal kita? Ke mana keluarga bahagiaku yang dahulu ada? Bukan promosi tapi malah PHK? Di situ kita mulai berdebat dengan Tuhan.

Tak Terselami

Satu hal yang saya mau ajak kita untuk renungkan sebagai awal hari baru di tahun yang baru ini ...

Tolong jangan lupakan bahwa Jalan Tuhan benar-benar tidak terselami oleh pikiran kita.

Yesus berbicara tentang Kebenaran dan melalui jalan yang ditempuhNya, Ia menunjukkan arti yang sesungguhnya dari Kebenaran itu.

Yang saya maksud adalah tentang Perjamuan Kudus (yang mau kita lakukan untuk mengawali langkah kita di tahun yang baru ini).

Penderitaan Kristus, kematian Kristus dan kemudian orang bertanya: "Kebenaran apanya? Omong kosong!"

Tapi kita semua tahu bahwa Kebenaran yang sejati itu memang benar-benar telah memerdekakan kita dari belenggu kuasa dosa dan maut.

Boleh saya ajak untuk kita mengingat masa-masa sulit kita di masa yang lalu?

Saat bapak dan ibu masih berjuang dahulu dan bertanya: "Apa itu Kebenaran? Yang kami lihat hanyalah kami hidup ya seperti ini. Susah."

Itu kan dahulu. Bandingkan dengan hari ini.

Tetap susah memang, tapi kan dahulu kita semua jauh-jauh-jauh lebih susah dari pada hari ini saat kita memulai paling awal kehidupan rumah tangga kita dan apalagi ditambah dengan baru merantau.

Ada kuasa pemulihan dan keselamatan dari Tuhan untuk hidup kita.

Temukanlah kuasaNya terjadi dalam hidup kita di tahun yang baru ini.

Tuhan berarti sesuatu dari siapa kita mengharapkan hal-hal baik dan yang kita jadikan tempat untuk berlindung ketika kita mengalami kesusahan. Sehingga memiliki Tuhan artinya tidak lain daripada percaya kepada Dia dan mempercayai Dia dari dalam hati (sepenuhnya) ... Hanya kepercayaan diri dan iman yang berasal dari dalam hati saja yang menjadikan baik Tuhan maupun berhala. Tempat Anda menaruh hati dan kepercayaan Anda sebenarnya adalah ilah Allah. (Marthin Luther)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>