Yosua 24:15 | Waktu Ibadah Keluarga

Renungan Khotbah Tafsir Yosua 24:15 Naungi kehidupan keluarga kita di dalam payung peribadahan keluarga. Karena itulah yang menjadi kekuatan kita
Yosua 24:15

Waktu Ibadah Keluarga — Syalom bapak dan ibu semuanya. Awalnya saya mengira bahwa ayat yang kita baca hari ini dilatarbelakangi oleh sikap dan perilaku bangsa Israel yang menyimpang dari jalan Tuhan.

Kita semua tahu bahwa di masa Yosua terutama pasal 24 ini, Yosua 24:1-28, bangsa Israel telah masuk dan hidup di negeri Perjanjian, Kanaan.

Itu artinya mereka telah melihat dan menikmati apa yang dijanjikan Tuhan tentang tanah Perjanjian sejak Bapa Leluhur mereka, Abraham, hingga para orang tua mereka yang berjalan selama 40 tahun di padang gurun (setelah keluar dari negeri perbudakan, Mesir).

Menghadapi Perubahan Hidup

Saya jadi berpikir kenapa kalau keadaan bangsa Israel baik-baik saja pada waktu itu, tidak ada yang beribadah pada berhala, mereka hidup baik di antara sesama; Lalu kenapa Yosua di ayat kita hari ini harus ngomong begitu?

Yosua 24:15
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Kenapa harus ngomong seperti itu jika keadaan bangsa Israel baik-baik saja pada saat itu?

Yosua 24:31
Orang Israel beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel.

Jawabannya karena kita tahu bahwa keadaan kehidupan bisa berubah dalam sekejap mata.

Kemarin kita baik-baik saja, sekarang pun baik, namun esok hari? Tetapkah kita akan berpaut kepada Tuhan?

Buktinya setelah Yosua wafat, masuk ke periode zaman para hakim Israel, bangsa Israel kembali jatuh bangun di dalam dosa di hadapan Allah kan.

Hari ini saya mau mengajak kita untuk merenungkan tentang perubahan-perubahan kehidupan yang kita alami terutama di saat pandemi seperti sekarang.

Hampir seluruh aspek kehidupan kita berubah.
- Keadaan perekonomian, pekerjaan
- Kehidupan sosial, pergaulan
- Tentang sekolah kuliah anak-anak
- dan termasuk pula tentang cara ibadah kita


Jujur saya kepikiran juga apakah dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup kita sekarang, kita masih seberpaut itu hidup beribadah kepada Tuhan?

Mari kita hitung-hitungan.
Dulu sebelum pandemi, serajin itu kita ibadah? Atau bahkan sebelum pandemi pun ada orang-orang yang memang gak serajin itu.

Nah di situasi pandemi sekarang ini, dengan konsep ibadah yang sama sekali berbeda: melalui daring audio/video, tetap berada di rumah; Tetap serajin itu beribadah atau yang dulunya gak rajin makin menghilang dalam peribadahan di masa pandemi ini?

Waktu Ibadah Keluarga

Kata orang, sedia payung sebelum hujan. Itu yang dilakukan Yosua di ayat yang kita baca hari ini.

Kita hari ini, hujannya sudah turun. Pandemi sudah ada. Keadaan berubah.

Masih tetap bawa payung dan menaungi kita dengan payung saat hujan? Atau malah kita jadi basah kuyup karena melupakan payungnya?

Naungi kehidupan keluarga kita di dalam payung peribadahan keluarga. Karena itulah yang menjadi kekuatan kita untuk tetap melangkah hingga kita bisa melihat pada akhirnya sehabis hujan, muncullah pelangi.

Objek utama dari agama adalah bukan menempatkan orang ke dalam surga, melainkan mendatangkan surga ke dalam dirinya. (Thomas Hardy)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>