Yesaya 25:1-12 | Bersyukur pada Kemalangan

Renungan Khotbah Tafsir Yesaya 25:1-12 semalang-malangnya kejadian yang kita alami hari ini, kita tidak layak untuk menghukum diri kita
Yesaya 25:1-12


Bersyukur pada Kemalangan — Syalom rekan-rekan yang terkasih. Hari ini kita mau merenungkan sesuatu yang tidak biasa kita lakukan. Kita diajak untuk bersyukur atas kemalangan yang terjadi dalam kehidupan kita.

Kalau bersyukur karena hal-hal yang kita pandang baik terjadi dalam hidup kita - naik kelas, ranking bagus - bersyukur karena itu akan mudah sekali. Ya memang karena di situ kita bersukacita.

Akan tetapi bagaimana dengan kejadian-kejadian yang di situ kita tidak bisa bersukacita sama sekali dan di situ kita harus bersyukur?

Hal itu yang terjadi dalam pembacaan Alkitab kita hari ini.
Yesaya 25:1-9
Ucapan syukur karena musuh sudah musnah
25:1 Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi nama-Mu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu.
25:2 Sebab Engkau telah membuat kota itu menjadi timbunan batu, dan kota yang berkubu itu menjadi reruntuhan; puri orang luar tidak lagi menjadi kota, dan tidak dibangunkan lagi untuk selama-lamanya.
25:3 Oleh karena itu suatu bangsa yang kuat akan memuliakan Engkau; kota bangsa-bangsa yang gagah akan takut kepada-Mu. 25:4 Sebab Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik, sebab amarah orang-orang yang gagah sombong itu seperti angin ribut di musim dingin,
25:5 seperti panas terik di tempat kering. Kegaduhan orang-orang luar Kaudiamkan; seperti panas terik ditiadakan oleh naungan awan, demikianlah nyanyian orang-orang yang gagah sombong ditiadakan.

Keselamatan bagi bangsa-bangsa di Sion
25:6 TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya.
25:7 Dan di atas gunung ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa.
25:8 Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya.
25:9 Pada waktu itu orang akan berkata: "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya!"
25:10 Sebab tangan TUHAN akan melindungi gunung ini, tetapi Moab akan diinjak-injak di tempatnya sendiri, sebagai jerami diinjak-injak dalam lobang kotoran.
25:11 Apabila Moab mengembangkan tangannya di dalamnya seperti cara perenang mengembangkannya untuk berenang, maka TUHAN akan mematahkan kecongkakkan mereka dengan segala daya upaya mereka.
25:12 Maka kubu-kubu tembokmu yang tinggi akan ditumbangkan-Nya dan dirubuhkan-Nya, dan dicampakkan-Nya ke tanah dan debu.

Yesaya mengajak orang-orang Israel untuk tetap bersyukur dan bersukacita meskipun mereka melihat bahwa Yerusalem dihancurkan (Yesaya 25:1-2).

Dan kita tahu bahwa ke depannya, di masa selanjutnya setelah perikop kita ini, bukan hanya kota Yerusalemnya yang dihancurkan tetapi juga bangsa Israelnya dibuang ke negeri yang asing.

Mari kita pake ibarat.
Ibaratnya tuh seperti ini: Misalkan ada seorang anak yang langganan ranking bagus di kelas, lalu di ujian paling terakhir rankingnya jadi jeblok. Dan di saat rankingnya jeblok itu, dia diajak untuk bersyukur atas kemalangannya itu.

Hmmm ... sesuatu yang sulit untuk dilakukan.

Hari ini kita mau merenungkan untuk sepakat dengan tema kita hari ini, sepakat dengan Yesaya dan sepakat dengan Tuhan bahwa bahkan di situasi kemalangan sekalipun kita seharusnya tetap bisa bersyukur.

Kemalangan Tidak akan Mengubah Kasih Setia Tuhan


Saya suka sekali sedari awal Tuhan melalui nabi Yesaya sudah mengingatkan:

Yesaya 25:1
Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi nama-Mu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancangan-Mu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu.

Kemalangan yang dialami oleh kita tetap berada dalam rancangan damai sejahtera, rancangan ajaib dari Tuhan.

Israel dahulu mengalami kemalangan karena memang Israel bersalah dihadapan Tuhan karena Israel menjauh dari Tuhan, bersikap tidak baik ... Akan tetapi jangan lupakan bahwa kemudian mereka bertobat dan setelah pertobatan ada maka pemulihan disediakan oleh Tuhan.

Itu berarti semalang-malangnya kejadian yang kita alami hari ini, kita tidak layak untuk menghukum diri kita sedemikian rupa sehingga kita melupakan bahwa kita tetap berada dalam rancangan kasih setia Tuhan yang ajaib itu.
Semalang-malangnya kejadian yang kita alami hari ini, kita tidak layak untuk menghukum diri kita sedemikian rupa sehingga kita melupakan bahwa kita tetap berada dalam rancangan kasih setia Tuhan yang ajaib itu.



Terik tapi Adem


Yang terakhir, ini sebenarnya tergambar di banyak ayat dalam perikop kita, saya ambil hanya dari satu kalimat saja di ayat 5.

Yesaya 25:5
... seperti panas terik ditiadakan oleh naungan awan ...

Saya mau gambarkan begini.
Matahari menyinari dengan teriknya dan kita ada dibawah terik matahari. Kemudian Tuhan menyediakan awan.

Apa yang harus orang itu lakukan? Dia harus bergerak untuk berada di bawah naungan awan, sehingga walaupan terik matahari ada (kemalangan ada), dia tetap bisa merasakan damai sejahtera dan tetap bisa memandang masa depan yang indah bersama Tuhan. Dan di saat itulah rasa syukur tetap bisa kita ungkapkan walaupun kehidupan kita hari ini mungkin mengalami berbagai kemalangan.

Tuhan mengajak kita untuk belajar dari semua kemalangan yang terjadi, bukan untuk membinasakan kehidupan kita, tetapi agar kita menjadi pribadi-pribadi yang semakin bertumbuh seturut dengan rancangan damai sejahtera Tuhan yang ajaib itu.

Tuhan menolong dan memberkati kita.

Allah kita adalah Allah yang tidak hanya memulihkan, tetapi mengambil kesalahan dan kebodohan kita dalam rencana-Nya bagi kita dan mengubahnya menjadi kebaikan bagi kita. (J. I. Packer)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>