Mazmur 10:1-18 | Hari Cuti Tuhan

Renungan Khotbah Tafsir Mazmur 10:1-18 Tuhan ke mana? Di manakah Engkau berada? Jangan-jangan Tuhan lagi cuti.
Mazmur 10:1-18

Hari Cuti Tuhan — Satu pertanyaan penting yang mengawali renungan kita hari ini adalah pernahkah kita merasakan juga apa yang dirasakan oleh pemazmur dalam perikop kita hari ini? Tuhan kok sepertinya jauh ya. Di mana Tuhan? Pernah? Atau sekarang lagi merasakan hal itu?

Saya punya cara untuk mengeceknya.
Ada sukacita di hati bapak dan ibu? Amin!

Nah, kalau pemazmur ada di sini sekarang dan beribadah dengan kita sama-sama, pemazmur kayaknya tak akan buru-buru bilang amin deh.

Eits, tunggu dulu Tuhan. Ada sesuatu yang membuat saya gak sejahtera. Karena saya rasa Tuhan kok jauh ya. Kenapa Tuhan diam melihat ada orang-orang yang ditindas, diperlakukan tidak adil, melihat penderitaan di mana-mana, Tuhan ke mana? Di manakah Engkau berada? Jangan-jangan Tuhan lagi cuti.

Kemarin saya nonton berita. Ada dua orang ketahuan mencuri, kemudian digebukin, baru dibawa ke kantor polisi, diadili dan diancam hukuman 5 tahun penjara. Apa yang mereka curi? Uang negara ber milyar milyar? Enggak. Mereka mencuri dua buah semangka doang.

Selamat datang di dunia yang penuh dengan orang-orang yang tidak adil.
Mazmur 10:1-18
Allah pelindung orang-orang saleh
10:1 Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?
10:2 Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
10:3 Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.
10:4 Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
10:5 Tindakan-tindakannya selalu berhasil; hukum-hukum-Mu tinggi sekali, jauh dari dia; ia menganggap remeh semua lawannya.
10:6 Ia berkata dalam hatinya: "Aku takkan goyang. Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun-temurun."
10:7 Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan.
10:8 Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah;
10:9 ia mengendap di tempat yang tersembunyi seperti singa di dalam semak-semak; ia mengendap untuk menangkap orang yang tertindas. Ia menangkap orang yang tertindas itu dengan menariknya ke dalam jaringnya.
10:10 Ia membungkuk, dan meniarap, lalu orang-orang lemah jatuh ke dalam cakarnya yang kuat.
10:11 Ia berkata dalam hatinya: "Allah melupakannya; Ia menyembunyikan wajah-Nya, dan tidak akan melihatnya untuk seterusnya."
10:12 Bangkitlah, TUHAN! Ya Allah, ulurkanlah tangan-Mu, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas.
10:13 Mengapa orang fasik menista Allah, sambil berkata dalam hatinya: "Engkau tidak menuntut?"
10:14 Engkau memang melihatnya, sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. Kepada-Mulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong.
10:15 Patahkanlah lengan orang fasik dan orang jahat, tuntutlah kefasikannya, sampai Engkau tidak menemuinya lagi.
10:16 TUHAN adalah Raja untuk seterusnya dan selama-lamanya. Bangsa-bangsa lenyap dari tanah-Nya.
10:17 Keinginan orang-orang yang tertindas telah Kaudengarkan, ya TUHAN; Engkau menguatkan hati mereka, Engkau memasang telinga-Mu,
10:18 untuk memberi keadilan kepada anak yatim dan orang yang terinjak; supaya tidak ada lagi seorang manusia di bumi yang berani menakut-nakuti.
Lihatlah kegeraman pemazmur dengan kenyataan yang sudah dari zaman dahulu hingga sekarang dan selamanya pasti akan selalu ada yang seperti itu:

Mazmur 10:15
Patahkanlah lengan orang fasik dan orang jahat, tuntutlah kefasikannya, sampai Engkau tidak menemuinya lagi.

Sekarang, bagaimana dengan kita? Saat penderitaan datang dan Allah terasa begitu jauh? Apa yang akan bapak dan ibu lakukan?

Dari perikop kita, Mazmur 10:1-18, ada dua hal yang bisa kita tetap lakukan.

Tetap Datang ke Tuhan

Pertama, tetap datang ke Tuhan. Ungkapkan semua keluh kesah kita kepadaNya.

Mazmur 10:1
Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?

Masalahnya, banyak orang yang karena sudah gak tahan dengan hidupnya - penderitaan - kekurangan - ketidakadilan yang dihadapi hidupnya itu akhirnya lari ke yang lain.

Keberanian pemazmur adalah tetap berani datang dan mengklaim janji Tuhan.

Ibaratnya kita beli HP baru bergaransi, kalau gak tahu bagaimana menggunakannya, maka kita harus tanya atau melihat buku petunjuknya.

Nah, Tuhan itu sudah garansi hidup kita selamanya.

Bingung dengan kehidupan kita sekarang?
Lihat buku petunjuknya atuh. Kita akan tahu bagaimana cara Tuhan membentuk kehidupan kita.

Tetap Percayai Dia

Yang kedua, percayai Dia.

Mazmur 10:12
Bangkitlah, TUHAN! Ya Allah, ulurkanlah tangan-Mu, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas.

Percaya bahwa Tuhan sedang melakukan sesuatu yang baik di dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita sekarang. Bahkan apabila hidup yang kita lihat sekarang adalah yang susah-susahnya terus.

Ada satu cerita. Kisah nyata.
Ada satu desa yang semua orang di desa itu bekerja sebagai petani jagung. Suatu hari ladang mereka diserang hama belalang. Mereka rugi dan marah besar, termasuk marah ke Tuhan.

Tapi, biarpun mereka marah, mereka juga terus berjuang. Akhirnya mereka banting setir menjadi petani kapas.

Lalu apa yang terjadi, ternyata panen kapuk lebih menguntungkan mereka dibandingkan dengan panen jagung.

Akhirnya mereka membangun patung belalang untuk mengingatkan mereka bahwa Tuhan sudah mengirim belalang yang awalnya mereka kira sebagai bencana, eh malah membawa mereka pada berkat yang lebih baik lagi.

Jadi, apakah Tuhan menjauh sewaktu kita bergumul? Oh tidak. Jangan-jangan justru sebaliknya. Tuhan gak pernah pergi dari kita, kitanya yang pergi menjauh dari Tuhan sewaktu kita bergumul.

Ingat saja bahwa cara Tuhan meraih hidup kita di dalam iman percaya kita itu sudah maksimal poll. Natal, itulah komitmen total dari Tuhan yang datang mendekati kita. Dia memberikan garansi, bukti dan jalan. Bukan hanya sekedar janji.

God does not pay weekly, but he pays at the end. (Dutch proverb)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>