Yosua 1:1-9 | Melangkah Pasti Bersama Tuhan

Renungan Khotbah Tafsir Yosua 1:1-9 Ketika mengawali tahun yang baru ini dengan banyak kehilangan
Yosua 1:1-9

Melangkah Pasti Bersama Tuhan — Akhir tahun 2018 dan awal tahun 2019 dikawal oleh turunnya hujan sejak 31 desember kemarin. Ada yang saya kepikiran dari kemarin lho pak bu. Kasihan para penjual terompet, kembang api dan pernak pernik tahun baru karena mereka pasti merugi karena hujan yang gak berhenti-berhenti dari kemarin sampai hari ini.

Kalau kita gak jadi bakar-bakaran semalam karena hujan, itu mah gak rugi. Nanti malam masih bisa dibakar ikan, ayam atau jagung bakarnya, jadi kemakan juga. Tapi untuk para penjual terompet tahun baru mau jual kapan lagi? Lha wong momennya hanya pas di ganti tahun persis kok, pukul 00:00.

Kasihan mereka, karena mengawali tahun bukan dengan harapan yang menjadi kenyataan. Akan tetapi malah mau untung jadinya buntung. Mengawali hari yang baru di tahun yang baru dengan pengalaman seperti itu, pasti kurang mengenakkan. Langsung ketemu yang pahit di awal.

Pembacaan Alkitab kita hari ini, kita bertemu dengan Yosua. Kita pasti masih ingat bahwa sebelum perikop ini terjadi, Yosua adalah salah satu orang yang paling berpikir positif di Alkitab. Yusuf (yang juga salah satu pemikir positif - karena gak pernah kita lihat dia marah di Alkitab) belum lahir di zaman Yosua.
Yosua 1:1-9
Perintah TUHAN kepada Yosua untuk merebut tanah Kanaan
1:1 Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:
1:2 "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.
1:3 Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.
1:4 Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.
1:5 Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
1:6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.
1:7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
1:9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Siapa tokoh Alkitab yang ada dari zaman Adam hingga zaman Yosua di perikop kita yang juga berpikir positif (selain Kaleb yang menjadi teman Yosua mengintai dan membawa laporan yang positif itu)? Bahkan Abraham atau Musa sekalipun ada kalanya mereka gak sepositif itu menyikapi beberapa hal.

Tetapi semua bayangan-kenangan kita tentang Yosua yang selalu berpikir positif seperti dalam kisah 12 pengintai(masih ingat ceritanya kan) menjadi hilang tanpa bekas saat kita membaca perikop kita hari ini.

Coba hitung berapa kali Yosua membutuhkan kalimat penegasan dari Tuhan, hanya supaya Yosua bisa yakin dan percaya untuk melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepadanya? Hitung saja berapa kali banyaknya Tuhan berkata, "Hanya kuatkan dan teguhkanlah hatimu ..." Berapa kali? Tiga kali. Memangnya gak cukup sekali ya?

Saya mau mengajak kita untuk merenungkan dua hal saja untuk mengawali awal tahun yang sejuk karena hujan turun kali ini.

Mengawali dengan Kehilangan

Yang pertama, sebenarnya antara tukang terompet. Yosua dan kita mungkin memiliki kemiripan. Mengawali tahun dengan kehilangan yang besar.

Tukang terompet: kehilangan modalnya gak balik.
Yosua: Kehilangan Musa dan dipilih untuk menggantikan Musa.

Kita: Kehilangan banyak hal bahkan di awal tahun seperti ini, misalnya kehilangan semangat karena mungkin ada beberapa hal yang dari tahun kemarin hingga hari ini kita belum mendapatkannya. - semangat yang hilang?

Kita mengawali tahun yang baru ini dengan banyak kehilangan?

Iya, kehilangan. Tahun 2018, kita masih kerja, akan tetapi di tahun 2019 hari pertama ini ternyata kita msih juga belum kerja. (Coba ganti pekerjaan dengan kata kehilangan lainnya: ditinggal nikah pacar? keluarga yang masih juga belum harmonis?)

Pengingatan akan pengalaman masa lalu yang gak enak pasti akan membuat kita berat melangkah di hari yang katanya baru ini kan.

Pada akhirnya, setiap kita harus memilih sikap apa yang mau kita pahami dalam mengawali langkah di tahun baru ini. Dan untuk hal itu, kita bisa belajar banyak dari Yosua di perikop kita hari ini.

Setelah dicerewetin Tuhan berkali-kali (berarti memang harus ada yang cerewetin kita juga ya tiap hari), Yosua berhasil melangkah dengan iman.

Coba lihat ayat 10.
Lalu Yosua memberi perintah kepada pengatur-pengatur pasukan bangsa itu, ...

Orang mungkin berpikir peralihan dari ayat 1-9 menuju ke ayat 10 itu waktunya cepat ya. Kalau buat saya sih waktunya lama. Selama itu sehingga Tuhan membutuhkan berkali-kali kalimat penguatan kepada Yosua di ayat 1-9 sampai akhirnya Yosua berani melangkah (bersama sama dengan Tuhan).

Pengalaman Positif

Saya mau menarik lagi hingga ke pasal selanjutnya: Pasal 2 tentang Pengintai-pengintai di Yerikho.

Terdengar tidak asing ya. Dahulu Yosua pun menjadi pengintai-pengintai, dahulu dia pernah melewati jalan yang hari ini Yosua mengulanginya kembali ketika dia mengutus orang untuk mengintai.

Buat saya di sini Yosua sedang mengumpulkan semua pengalaman positifnya di masa yang lalu untuk memandang kehidupan barunya menuju masa depan.

Hari ini, dalam undangan Tuhan di Perjamuan Kudusnya, kurang apalagi sih penegasan dari Tuhan kepada kita kalau Dia memang benar-benar mengasihi kita?

Tuhan itu seperti suara yang sering kita dengar waktu naik kereta (Commuter) atau naik Transjakarta. "Mind your step ... Hati-hati melangkah, perhatikan langkah Anda ..."

Akan tetapi, Tuhan yang kita kenal di dalam Yesus Kristus bukan hanya sekedar ngomong doang "hati-hati melangkah". Tuhan yang kita kenal di dalam Kristus memiliki kelebihan untuk menegaskan kepada kita bahwa Dia sesayang itu kepada kita. Di mana kelebihannya? Di sini. Di Perjamuan Kudus-Nya. Semua sudah dibayar dengan lunas di muka.

Selamat melangkah dengan pasti bersama dengan Tuhan di tahun yang baru ini.

Ingatlah pada dua keuntungan dari kegagalan. Pertama, jika Anda gagal, Anda belajar apa yang tidak bekerja di dalam diri Anda. Kedua, kegagalan memberikan peluang kepada Anda untuk mencoba cara baru. (Roger von Oech)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>