Hakim-Hakim 9:1-21 | Koplingnya Rusak

Renungan Khotbah Tafsir Hakim-Hakim 9:1-21 Di dalam kita kuat, di luar juga pasti kuat
Hakim-Hakim 9:1-21

Koplingnya Rusak — Syalom bapak dan ibu semua. Penghujung tahun ini kita mempersiapkan diri menyongsong tahun yang baru sebentar lagi dengan pembacaan Alkitab kita sekarang.

Seumur-umur saya pelayanan, saya belum pernah membawa renungan dari bagian perikop kita hari ini (dan selalu menyenangkan untuk membahas apa yang belum pernah dibahas). Saya cukup yakin juga bahwa banyak di antara kita yang baru kali pertamanya membaca bagian kisah di perikop kita.

Kalau membaca tentang Gideon-nya, kita sering baca. Tahu lah kita kisah Gideon dari awal hingga menang melawan Midian. Akan tetapi kelanjutan kisahnya setelah Gideon wafat? Cukup jarang dibahas.

Perikop yang kita baca hari ini adalah kisah sedih tentang apa yang terjadi setelah Gideon wafat.
Hakim-Hakim 9:1-21
Abimelekh menjadi raja di Sikhem 9:1 Adapun Abimelekh bin Yerubaal pergi ke Sikhem kepada saudara-saudara ibunya dan berkata kepada mereka dan kepada seluruh kaum dari pihak keluarga ibunya:
9:2 "Tolong katakan kepada seluruh warga kota Sikhem: Manakah yang lebih baik bagimu: tujuh puluh orang memerintah kamu, yaitu semua anak Yerubaal, atau satu orang? Dan ingat juga, bahwa aku darah dagingmu."
9:3 Lalu saudara-saudara ibunya mengatakan hal ihwalnya kepada seluruh warga kota Sikhem, maka condonglah hati orang-orang itu untuk mengikuti Abimelekh, sebab kata mereka: "Memang ia saudara kita."
9:4 Sesudah itu mereka memberikan kepadanya tujuh puluh uang perak dari kuil Baal-Berit, lalu Abimelekh memberi perak itu sebagai upah kepada petualang-petualang dan orang-orang nekat supaya mengikuti dia.
9:5 Ia pergi ke rumah ayahnya di Ofra, lalu membunuh saudara-saudaranya, anak-anak Yerubaal, tujuh puluh orang, di atas satu batu. Tetapi Yotam, anak bungsu Yerubaal tinggal hidup, karena ia menyembunyikan diri.
9:6 Kemudian berkumpullah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh Bet-Milo; mereka pergi menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon tarbantin di tugu peringatan yang di Sikhem.
9:7 Setelah hal itu dikabarkan kepada Yotam, pergilah ia ke gunung Gerizim dan berdiri di atasnya, lalu berserulah ia dengan suara nyaring kepada mereka: "Dengarkanlah aku, kamu warga kota Sikhem, maka Allah akan mendengarkan kamu juga.
9:8 Sekali peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun: Jadilah raja atas kami!
9:9 Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?
9:10 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara: Marilah, jadilah raja atas kami!
9:11 Tetapi jawab pohon ara itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan manisanku dan buah-buahku yang baik, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?
9:12 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur: Marilah, jadilah raja atas kami!
9:13 Tetapi jawab pohon anggur itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan hati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?
9:14 Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah, jadilah raja atas kami!
9:15 Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu: Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon.
9:16 Maka sekarang, jika kamu berlaku setia dan tulus ikhlas dengan membuat Abimelekh menjadi raja, dan jika kamu berbuat yang baik kepada Yerubaal dan kepada keturunannya dan jika kamu membalaskan kepadanya seimbang dengan jasanya--
9:17 bukankah ayahku telah berperang membela kamu dan menyabung nyawanya, dan telah melepaskan kamu dari tangan orang Midian,
9:18 padahal kamu sekarang memberontak terhadap keturunan ayahku dan membunuh anak-anaknya, tujuh puluh orang banyaknya, di atas satu batu, serta membuat Abimelekh anak seorang budaknya perempuan menjadi raja atas warga kota Sikhem, karena ia saudaramu--
9:19 jadi jika kamu pada hari ini berlaku setia dan tulus ikhlas kepada Yerubaal dan keturunannya, maka silakanlah kamu bersukacita atas Abimelekh dan silakanlah ia bersukacita atas kamu.
9:20 Tetapi jika tidak demikian, maka biarlah api keluar dari pada Abimelekh dan memakan habis warga kota Sikhem dan juga Bet-Milo, dan biarlah api keluar dari pada warga kota Sikhem dan juga dari Bet-Milo dan memakan habis Abimelekh."
9:21 Kemudian larilah Yotam; ia melarikan diri ke Beer, dan tinggal di sana karena takut kepada Abimelekh, saudaranya itu.
Ada beberapa tokoh yang disebutkan dalam perikop kita hari ini, yaitu: Abimelekh dan Yotam. Siapakah Abimelekh dan Yotam? Mari kita lihat sebentar ke dalam

Hakim-hakim 8:30-31
Gideon mempunyai tujuh puluh anak laki-laki, semuanya anak kandungnya, sebab ia beristeri banyak; juga gundiknya yang tinggal di Sikhem melahirkan seorang anak laki-laki baginya, lalu ia memberikan nama Abimelekh kepada anak itu.

Dari ayat selanjutnya (Hakim-hakim 8:33-35), kita juga menjadapatkan keterangan bahwa Israel kembali terpuruk ke dalam penyembahan berhala.

Hakim-hakim 8:33-35
Setelah Gideon mati, kembalilah orang Israel berjalan serong dengan mengikuti para Baal dan membuat Baal-Berit menjadi allah mereka; orang Israel tidak ingat kepada TUHAN, Allah mereka, yang telah melepaskan mereka dari tangan semua musuhnya di sekelilingnya, juga tidak menunjukkan terima kasihnya kepada keturunan Yerubaal-Gideon seimbang dengan segala yang baik yang telah dilakukannya kepada orang Israel.

Dalam konteks inilah kita membaca perikop kita hari ini.

Sekarang, mari kita melihat perikop kita. Kalau tema Sinodal kita hari ini mengambil arah tentang "ambisi". kita semua bisa melihat bagaimana ambisi Abimelekh di ayat ini:

Hakim-hakim 9:4-5
Sesudah itu mereka memberikan kepadanya tujuh puluh uang perak dari kuil Baal-Berit, lalu Abimelekh memberi perak itu sebagai upah kepada petualang-petualang dan orang-orang nekat supaya mengikuti dia. Ia pergi ke rumah ayahnya di Ofra, lalu membunuh saudara-saudaranya, anak-anak Yerubaal, tujuh puluh orang, di atas satu batu. Tetapi Yotam, anak bungsu Yerubaal tinggal hidup, karena ia menyembunyikan diri.

Apa yang terjadi? Politik busuk (uang dan membunuh saudara-saudaranya sendiri) demi ambisinya menjadi pemimpin.

Hakim-hakim 9:7-21 pastilah menjadi bagian yang luput dari perkiraan Abimelekh, sebab salah satu dari 70 anak (yang seharusnya terbunuh itu) ternyata ada yang selamat karena menyembunyikan diri (ayat 5).

Hakim-hakim 9:7-21 menjadi gambaran tentang kesedihan Yotam sekaligus juga (boleh gak disebut) "kemarahan" Yotam terhadap apa yang telah terjadi.

Simak gambaran analoginya:
"Semak belukar berduri (ini Abimelekh) yang mau melindungi pohon-pohon (ini gambaran tentang anak-anak Gideon, Yotam dan saudara-saudaranya yang 70 itu)".

Lucu ya, pohon yang berlindung ke semak duri, bukankah seharusnya yang terjadi adalah sebaliknya.

Koplingnya Rusak

Menjelang tahun baru, saya ingin mengajak kita untuk merenungkan satu hal saja dari perikop kita hari ini.

Ini ibaratnya orang bawa motor, mau jalan kenceng nge gas, tapi koplingnya rusak. Alhasil, jalannya seret, gak mulus dan salah-salah bisa nabrak.

Nah, keluarga anak-anak Gideon ini setelah Gideon tiada ya seperti itu: koplingnya rusak jadinya nabrak. Coba kita lihat bersama dua ayat ini:

Hakim-hakim 8:28
Demikianlah orang Midian tunduk kepada orang Israel dan tidak dapat menegakkan kepalanya lagi; maka amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya pada zaman Gideon.

Hakim-hakim 8:33
Setelah Gideon mati, kembalilah orang Israel berjalan serong dengan mengikuti para Baal dan membuat Baal-Berit menjadi allah mereka;

Betul ya, koplingnya rusak.
Peralihannya rusak.

Oleh sebab itu kalau kita hari ini mau ngomong tentang Tahun Baru: semangat baru, pengharapan baru, era baru, ah omong kosonglah kalau koplingnya tetap masih rusak.

Yang mana koplingnya? Keadaan di dalam kehidupan keluarga kita, itu koplingnya. Merasa punya kemampuan nge-gas poll tapi koplingnya rusak, ya percuma atuh.

Jangan lupa, jika kita berbicara hakim-hakim maka Israel belum ada di masa kerajaan bersatu (yang nantinya baru di awali di zaman Saul). Masa Hakim-hakim itu mirip dengan masa Indonesia sebelum 17 Agustus 1945, kita masih berjuang di masing-masing suku, daerah sendiri-sendiri. Belum ada "pahlawan nasional", yang ada adalah "pahlawan daerah masing-masing". Belum ada TNI, yang ada masing masing daerah berjuang melawan penjajah di kala itu.

Ini rumus patennya kan ya:
Di dalam kita kuat, di luar juga pasti kuat. Akan tetapi jika di dalamnya hancur-rusak, diluarnya juga biasanya sulit untuk menjadikan keadaan yang baik.

Pergumulan yang datang dari luar mah kita kuat hadapi kok, kalau keluarga kita - yang di dalamnya kita - kuat.

Akan tetapi, bagaimana kalau ditengah keluarganya sendiri tidak kuat (Bukankah ini yang terjadi di dalam kehidupan keluarga anak-anak Gideon setelah Gideon wafat)? Jika di dalam tidak kuat, bahkan keadaan diluar yang baik-baik saja pun itu bisa menghancurkan kita, karena di dalamnya kita tidak kuat.

Nanti malam ada doa keluarga tutup tahun. Saya mau titip doa di tengah keluarga bapak dan ibu masing-masing: Berdoalah selalu agar Tuhan senantiasa membuat kita, se-keluarga menjadi keluarga yang kuat, tangguh dalam menghadapi segala perkara.

Bagi seorang anak, orangtuanya mewakili kehidupan di dunia ini. Dia percaya bahwa cara yang ditunjukkan orang tua mereka dalam mengerjakan segala sesuatu adalah benar dan layak ditiru. (M. Scott Peck)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>