Yeremia 29:1-14 | Jatuh, ... Bangun!

Renungan Khotbah Tafsir Yeremia 29:1-14 Tetap mencari maksud Tuhan dibalik peristiwa pahit yang kita alami. Tuhan pasti punya alasan bagi hidup kita.
Yeremia 29:1-14

Jatuh, ... Bangun! — Jatuh, down, terpuruk, bergumul, itu semua adalah hal yang alamiah dan pasti kita punya kesempatan untuk nyicipin hal itu dalam hidup ini.

- Nilai ujian / IP anjlok
- Ribut besar dengan orang yang ada di sekitar kita
- Putus dengan orang yang paling kita sayangin sedunia
- Pengalaman gagal

Semua peristiwa yang mungkin di situ kita merasa ‘jatuh’, ya itu bisa sekali terjadi. Akan tetapi, bangkit – bangun kembali dari kejatuhan, ini benar-benar pilihan yang bisa kita ambil dan sayangnya bisa juga kita gak ambil dan gak memilih hal itu. Tetap berkubang di kejatuhan itu.

Saya membaca satu ringkasan biografi seseorang. Di sepanjang perjalanan hidupnya, dari 18 peristiwa yang dicatat dalam buku itu, hanya 3 kali dia tahu apa itu artinya sukses. Sedangkan 15 kali sisanya, jatuh.

Biografi Orang Gagal

1. Masa kanak-kanak yang sulit (miskin dan penyakitan).
2. Sekolah formal tak lebih dari 1 tahun.
3. Bisnisnya bangkrut tahun 1831.
4. Dikalahkan dalam pemilihan Caleg di tahun 1832.
5. Sekali lagi gagal dalam bisnisnya karena bangkrut di tahun 1833.
6. Akhirnya terpilih menjadi anggota Legislatif di tahun 1834.
7. Tunangannya meninggal di tahun 1835.
8. Dikalahkan dalam pemilihan ketua parlemen tahun 1838.
9. Dikalahkan dalam pemilihan Elektor tahun 1840.
10. Menikah, istrinya menjadi beban (suka judi), tahun 1842.
11. Hanya satu dari empat anak lelakinya yang hidup sampai melewati usia 18 tahun.
12. Dikalahkan dalam pemilihan anggota kongres pada tahun 1843.
13. Terpilih menjadi anggota kongres tahun 1846.
14. Dikalahkan dalam pemilihan anggota kongres tahun 1848.
15. Dikalahkan dalam pemilihan anggota senator tahun 1855.
16. Dikalahkan dalam pemilihan wakil presiden tahun 1856.
17. Dikalahkan dalam pemilihan senator tahun 1858.
18. Terpilih menjadi presiden tahun 1860.

Sudah bisa ketebak siapa orangnya? Ini dia orangnya:

Yeremia 29:1-14
Surat kiriman kepada orang-orang buangan di Babel
29:1 Beginilah bunyi surat yang dikirim oleh nabi Yeremia dari Yerusalem kepada tua-tua di antara orang buangan, kepada imam-imam, kepada nabi-nabi dan kepada seluruh rakyat yang telah diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebukadnezar dari Yerusalem ke Babel.
29:2 Itu terjadi sesudah raja Yekhonya beserta ibu suri, pegawai-pegawai istana, pemuka-pemuka Yehuda dan Yerusalem, tukang dan pandai besi telah keluar dari Yerusalem.
29:3 Surat itu dikirim dengan perantaraan Elasa bin Safan dan Gemarya bin Hilkia yang diutus oleh Zedekia, raja Yehuda, ke Babel, kepada Nebukadnezar, raja Babel. Bunyinya:
29:4 "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel:
29:5 Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya;
29:6 ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang!
29:7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
29:8 Sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Janganlah kamu diperdayakan oleh nabi-nabimu yang ada di tengah-tengahmu dan oleh juru-juru tenungmu, dan janganlah kamu dengarkan mimpi-mimpi yang mereka mimpikan!
29:9 Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu demi nama-Ku. Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN.
29:10 Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
29:12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
29:13 apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,
29:14 Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.

Saking Terjatuhnya?

Sewaktu saya membaca perikop kita hari ini, Yeremia 29:1-14, saya tertarik sekali dengan ayat 5-7 dan langsung membuat saya bertanya-tanya.

Yeremia 29:5-7
Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang! Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.

Mengapa harus mendetail sekali Tuhan menyatakan apa yang harus dilakukan oleh orang-orang Israel waktu itu (dalam Pembuangan)?
- Dirikan rumah, buat kebun
- Berkeluargalah
- Bekerjalah untuk kesejahteraan kotamu dan dirimu

Gak perlu sebenarnya diomongin oleh Tuhan, sebab bukankah hal-hal itu adalah sesuatu yang memang harus mereka lakukan. Bayangin aja kalau mereka tidak melakukan hal itu apa jadinya?

Jadi, kenapa harus dirinci? Kenapa harus diingatkan selalu oleh Tuhan bagi Israel waktu itu?

Apakah karena ada kemungkinan orang-orang Israel yang ada dalam pembuangan di negeri asing (Babel) waktu itu sudah sedemikian terpuruk jatuhnya sehingga bahkan untuk melakukan apa yang sudah seharusnya mereka lakukan, bahkan untuk hal itu, mereka sudah tak ada lagi semangat untuk mengerjakannya. Mungkin.

Kita semua tentu tahu bagaimana grafik perjalanan bangsa Israel. Berada di puncak kejayaan di masa Daud menjadi raja, kemudian semakin meroket di masa Salomo, sekaligus juga mulai menukik di masa akhir pemerintahan Salomo, hingga kerajaan terpecah menjadi dua (Utara dan Selatan). Kemudian semakin terpuruk jatuh setelah itu hingga berujung pada titik terendah: dibuang ke negeri asing.

Bayangkan tentang satu bangsa yang telah mengetahui bahwa mereka adalah ‘umat pilihan’, tetapi sekarang menjadi ‘umat buangan’. Pasti gak enak sekali rasanya.

Yang lebih menyulitkan lagi adalah ayat 8-10

Yeremia 29:8-10
Sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Janganlah kamu diperdayakan oleh nabi-nabimu yang ada di tengah-tengahmu dan oleh juru-juru tenungmu, dan janganlah kamu dengarkan mimpi-mimpi yang mereka mimpikan! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu demi nama-Ku. Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN. Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.

Ketika mereka terjatuh, mereka berusaha untuk mencari penjelasan terbaik dari Tuhan: kenapa ada di sini, di pembuangan? Sampai kapan Tuhan kami engkau buang begini?

Kalau kita menjadi salah satu orang Israel yang ada di sana waktu itu, kita akan memilih yang mana? Dua tahun ada di pembuangan, atau 70 tahun harus ada di negeri asing sebagai orang buangan? Bacalah Yeremia 28:10 dan kemudian bandingkan dengan Yeremia 29:10.

Dua tahun saja ada di situasi buruk ini pasti akan menenangkan sekali. Akan tetapi, sewaktu Tuhan bilang ayat 10, “Bukan itu rencananya! Waktunya akan jauh lebih lama: 70 tahun!” Ini benar-benar seperti orang yang sedang mencari kekuatan untuk bangkit, tetapi kemudian jatuh kembali semangatnya.

Kalau sudah begini, apa yang bisa kita lakukan? Dua hal yang bisa kita renungkan bersama dalam perikop kita hari ini, yaitu:

Berdamai dengan Diri Sendiri

Yang pertama, ayat 11.

Yeremia 29:11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Berdamai dengan semua peristiwa yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita ini.

Tetap mencari apa maksud Tuhan dibalik semua peristiwa pahit yang kita alami hari ini. Jika ‘itu’ memang harus terjadi, pasti Tuhan punya maksud bagi hidup kita.

Saya setuju dengan pernyataan yang bilang bahwa, "Pergumulan adalah berkat yang disamarkan." Seperti seekor kerang mutiara yang pada mulanya hanya melihat sebutir pasir yang menyakitkan dirinya dan tak punya daya untuk menyingkirkan pasir itu dalam dirinya. "Baiklah Tuhan, bila Engkau memang mau aku hidup dengan sebutir pasir yang menyakitkan ini, aku akan menjalaninya."

Melewati tahapan demi tahapan sampai akhirnya, bahkan mungkin seorang ilmuwan terhebat pun tak akan sanggup menjelaskan bagaimana sebutir pasir yang menyakitkan itu kemudian berubah menjadi sebuah mutiara berharga. Rahasia Tuhan memang ajaib kan.

Berdamai dengan Tuhan

Yang terakhir, ayat 12-14.

Yeremia 29:12-14
Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.

Berdamai dengan Tuhan dan tetap membangun komunikasi dengan Dia.

Supaya Dia selalu diberikan kesempatan oleh kita untuk mendampingi dan memulihkan hidup kita dan membuktikan kepada kita bahwa apa yang Dia janjikan tentang hidup dan masa depan kita itu sama sekali bukanlah omong kosong belaka.

Janji berkat-Nya, janji pemulihan-Nya, kuasa kebangkitan-Nya adalah janji yang nyata akan dilakukan olehNya bagi kita.

Masih sering datang untuk mencari dan menemukan Dia?
Masih punya waktu untuk berkomunikasi dengan Dia?

Tujuan tertinggi dari doa bukanlah mengubah keadaan saya, melainkan untuk mengubah sikap saya. (John L. Mason, Mustahil Menjadi Mungkin, 16)

You may like these posts