Ratapan 3:21-25 | Allah itu Baik?

Renungan Khotbah Tafsir Ratapan 3:21-25 Karena apa yang kita cari, maka kita akan menemukan hal itu. Termasuk alasan pembenarannya.
Ratapan 3:21-25

Allah itu Baik? — Tema kita hari ini adalah: Allah itu Baik!

Bagaimana nih bapak, ibu? Setuju semua bahwa Allah itu baik?

Kalau kita semua setuju bahwa Allah itu baik, kita bisa amin di sini nih. Selesai sudah khotbahnya.

Atau kita ganti pertanyaannya menjadi ini:
Pernahkah dalam sejarah kehidupan kita, kita berpikir atau berkata:

"Memang sih, kata orang Tuhan itu baik, tapi kayaknya khusus buat hidup saya, Allah itu baik? Gak juga!

Di mana kebaikan Allah sewaktu saya di-PHK? Sewaktu orang yang saya sayangi pergi? Sewaktu keluarga saya sekarang ini lagi ambruk-ambruknya? Mengapa Allah tidak bertindak sama sekali?"

Pernah?

Mungkin ada beberapa orang di luar sana yang pernah berpikir ke arah sana.

Saat perjumpaan antara harapan dengan kenyataan adalah bayangan tentang hal-hal yang manis, akan tetapi yang kita alami justru adalah kepahitan.

Dalam pembacaan Alkitab kita hari ini bangsa Israel baru saja mengalami peristiwa pembuang ke negeri asing - suatu titik akhir dari perjalanan panjang penderitaan mereka karena dibuang oleh Allah.

Kalau kita baca dari awal, isi kitab Ratapan itu adalah tentang penderitaan, tangisan, sengsara. Semua yang pahit-pahit mendominasi, hasilnya: Ratapan!

Padahal Israel adalah umat pilihan Tuhan. Seharusnya, dengan mudah sekali mereka bisa mempertanyakan kebaikan-kebaikan Allah: Katanya baik, katanya perhatian ... Dulu begitu!

Akan tetapi, kenapa di dalam pembacaan Alkitab kita hari ini Israel dapat bersaksi seperti dalam ayat 21-25?

Ratapan 3:21-25
Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.

Ada dua hal yang mau kita renungkan hari ini untuk mengaminkan tema kita hati ini di dalam segala sesuatu - bukan hanya pada saat manis-manis saja.

Mengubah Ratapan menjadi Pengharapan

Memahami kepahitan, penderitaan, permasalahan secara benar untuk menemukan kebaikan Allah.

Saya punya cerita. Sebuah kisah nyata ...

Seorang anak, namanya Fanny, sewaktu dia masih berumur 6 minggu, dia terserang penyakit mata - minor eye inflammation - dan dibawa ke dokter di sana.

Tapi apa yang terjadi? Ternyata sang dokter salah kasih obat .. sehingga kedua mata Fanny menjadi buta total dan permanen!

Fanny J. Crosby
Namanya sering kita jumpai di buku nyanyian Kidung Jemaat. Salah satunya favorit kita, lagu "S'lamat di Tangan Yesus" - KJ 388

Ratapan 3:21-23 Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!


Peralihan dari ratapan menjadi pengharapan.

"Meskipun hal-hal pahit terjadi dalam hidup saya saat ini, tak berkesudahan kasih setia Tuhan! Tuhan masih punya rencana dalam kehidupan saya!"

Jika Fanny tidak mengalami kepahitan seperti itu, mungkin saja kita gak akan pernah mendengar lagu KJ 388 dan lebih dari 8000 lagu ciptaan Fanny J. Crosby.

Jika kita tidak mengalami kepahitan di dalam sejarah kehidupan kita, mungkin kita gak akan pernah menjadi orang sebagaimana diri kita saat ini ...

Tetap Mencari Kebaikan Tuhan

Ratapan 3:25
TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.

Saya tertarik dengan kata "mencari".

Karena kita akan selalu menemukan apa yang kita cari. Misal:
- Saya cari penggaris ... gak ketemu tuh penggaris ... bahkan sebuah kursi pun bisa jadi penggaris.
- Saya cari pulpen ... gak ketemu tuh pulpen ... bahkan sebuah bata merah pun bisa jadi pulpen.

Kenapa? Karena apa yang kita cari, maka kita akan menemukan hal itu. Termasuk alasan pembenarannya!

Mencari kebaikan Allah atau mencari ketidak-pedulian Allah?

Kita akan menemukan apa yang kita cari dan sejuta alasan pembenarannya.

Pernah ada seseorang yang bercerita tentang pertarungan pikiran, katanya:

Pikiran kita itu ibarat sebuah pertarungan antara "Serigala yang putih" dengan "Serigala yang hitam" ... Kadang yang hitam menang ... Kadang yang putih yang menang.

Tiba-tiba ada yang tanya kepada dia: "Lalu, siapa yang pada akhirnya yang menang?"

Jawab orang itu: "Yang menang adalah serigala yang saya beri makan!"

Kita?

Pikiran macam bagaimana yang kita beri makan dalam hidup kita sekarang ini?

Allah itu terlalu baik untuk tidak bermurah hati. Allah itu terlalu bijaksana untuk menjadi bingung. Ketika aku tidak bisa melacak tangan-Nya (mengerti perbuatan Tuhan), aku selalu dapat mempercayai hati-Nya. (Pepatah)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>