Galatia 6:1-10 | Dua Prinsip untuk Mewujudkan Kasih

Renungan Khotbah Tafsir Galatia 6:1-10 Kasih bukan hanya ‘melihat ke dalam’ tapi juga ‘melihat keluar’
Galatia 6:1-10

Dua Prinsip untuk Mewujudkan Kasih — Santo Agustinus, seorang Bapa Gereja, pernah ditanya tentang: “Apa sih Kasih itu? Bagaimana bentuk dan rupa Kasih itu?”. Santo Agustinus kemudian menjawab pertanyaan itu begini:

Kasih memiliki tangan untuk menolong orang lain, Kasih memiliki kaki untuk menghampiri mereka yang miskin, Kasih memiliki mata untuk melihat kebutuhan-kebutuhan orang lain, Kasih memiliki telinga untuk mendengar rintihan mereka yang menderita.

Sederhana, tepat sasaran! Apa itu perwujudan kasih? Kasih itu punya tangan, kaki, mata dan telinga yang bukan hanya bias kita gunakan untuk diri kita sendiri saja, melainkan bisa juga kita gunakan untuk menjangkau mereka yang lain yang ada disekitar kita.

Kasih bukan hanya ‘melihat ke dalam’ tapi juga ‘melihat keluar’.

Namun sayangnya, wujud kasih itu seringkali tidak seimbang. Rasanya banyak orang yang lebih mudah mewujudkan kasih itu untuk hidupnya sendiri, dan ketika ada orang-orang diluar diri mereka membutuhkan perwujudan nyata dari kasih itu, hmmmm ... di sini sulitnya.

Seperti ada lawakan yang sering kita dengar yang bercerita tentang seorang yang dapat undian berhadiah 10 juta, kemudian yang menang ditanya, ‘Mau disumbangin kemana nih hadiahnya?’ Jawaban dia, ‘Saya mau menyumbangkan hadiah ini untuk orang-orang yang membutuhkannya. Mereka adalah anak-anak dan istri saya sendiri’
Galatia 6:1-10
Saling membantulah kamu
6:1 Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
6:3 Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.
6:4 Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. 6:5 Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.
6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Perikop Alkitab kita hari ini berbicara mengenai bagaimana kita bisa menyeimbangkan Hukum Kristus itu. Bukan hanya untuk diri kita sendiri, melainkan juga menjangkau orang-orang lain yang ada disekitar kita.

Prinsip Roda

Galatia 6:1-3
1 Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. 2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. 3 Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.

Apa yang mereka alami sekarang (pergumulan, kesusahan, jatuh dalam dosa), hal itu nyata-nyatanya bisa juga terjadi dalam hidup kita.


Beberapa orang berkata, “Hidup itu bagai roda, kadang di bawah, tapi ada saatnya juga ada di atas.”

Saya tertarik ayat 3, sebab menurut saya ini masalah utamanya: Kesombongan Diri. Sepuluh tahun ‘hidup di atas’ jadinya sombong. Tapi kita ‘gak tahu sama sekali bahwa yang 10 tahun itu bias saja berubah seketika dalam hitungan detik.

Prinsip Tabur - Tuai

Galatia 6:7-8
7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. 8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

Apa yang kita tabur hari ini dalam menghadapi pergumulan-pergumulan kita? Kita akan menuai apa yang telah kita tabur itu.

Ada satu cerita tentang seorang guru yang tiba-tiba di maki-maki habis oleh seorang ibu dari muridnya. Sebelum sempat guru itu marah balik, dia bertanya pada dirinya sendiri dalam hati: “Si ibu ini maki-maki saya sekarang itu ‘dia yang sedang menabur’ atau ‘saya nih yang sedang menuai?”

Cepat atau lambat kita akan menuai apa yang kita tabur. Oleh sebab itu, Firman Tuhan menutup perikop kita hari ini dengan ajakan untuk tetap menaburkan apa yang baik, sehingga di kemudian hari, yang kita tuai adalah yang baik juga.

Sharing: Bentuk Kasih macam apa yang bias kita tunjukkan kepada orang-orang yang ada disekitar kita? Adakah pengalaman bapak atau ibu berjumpa dengan Prinsip Roda atau Prinsip Tabur Tuai dalam keseharian hidup kita?

Masing-masing kita adalah malaikat yang hanya memiliki satu sayap. Dan kita hanya dapat terbang dengan cara saling berpelukan. (Luciano de Crescenzo)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>