1 Korintus 15:1-11 | Iman Tarik Tambang

Renungan Khotbah Tafsir 1 Korintus 15:1-11 Prinsip "Menang karena jumlah lebih banyak" tak berlaku di iman. Itu hanya berlaku di lomba tarik tambang.
Ibrani 13:1-8

Iman Tarik Tambang — Tidak mudah hidup di Indonesia sebagai minoritas. Apalagi ada begitu banyak persinggungan-perbedaan ajaran tentang iman Kristen dengan iman lainnya.

Realitas Kita

Contohnya tentang Kebangkitan Kristus. Ketika iman kita berkata, “Kristus telah mati dan bangkit bagi kita”, ada saja iman lain yang menyangkal hal tersebut.

Dalam konteks hidup rukun antar umat beragama, tentu kita akan saling menghargai perbedaan-perbedaan yang ada dalam iman kita dengan iman lainnya.

Namun, dalam konteks di tengah keseharian kita berjumpa dengan saudara-saudari kita yang berbeda iman, katakanlah ketika kita berbicara tentang “Kristus telah bangkit!” dan di sekitar kita kemudian menyampaikan pandangan imannya yang berbeda dengan kita,

dari sana muncul godaan untuk menjadikan “iman tarik tambang” di mana kita berdiri di sisi “yang sedikit orangnya” sedangkan yang disana jauh jauh lebih banyak orangnya.

Sebelum lanjut, bapak dan ibu bisa juga mengakses dan subscribe kanal Youtube kami dengan mengklik link dibawah ini. Terimakasih, Tuhan memberkati pelayanan kita bersama.

https://www.youtube.com/@gerryatje

Realitas Mereka

Kondisi seperti itulah yang juga dihadapi oleh jemaat Kristen di kota Korintus dalam pembacaan Alkitab kita hari ini.
1 Korintus 15:1-11
Kebangkitan Kristus
15:1 Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.
15:2 Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu--kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.
15:3 Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,
15:4 bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
15:5 bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
15:6 Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.
15:7 Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
15:8 Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
15:9 Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
15:11 Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya.
Alasan rasul Paulus menjelaskan kembali dengan begitu detail, begitu banyak memberikan saksi-saksi mata tentang Yesus yang telah bangkit (ay. 3-8) adalah karena di tengah jemaat Korintus, yang sudah jelas minoritas, mulai mengambil tali tambang di sisi orang yang percaya yang minoritas, dihadapkan dengan begitu banyak orang di sisi lainnya.


Sayangnya, jemaat Korintus sudah mulai kelelahan dan mulai mempertanyakan iman mereka terhadap kebangkitan Kristus (ay. 12). Dengan kondisi seperti itulah rasul Paulus mengingatkan tentang bagaimana kali pertama perjumpaan mereka dengan berita Injil dan kabar Keselamatan yang telah mereka terima (ayat 1-2).

Kehidupan jemaat mula-mula memang dikelilingi oleh ajaran yang menolak pemahaman tentang kebangkitan.

Sebut saja kalangan Yahudi-Saduki yang terang-terangan menolak adanya kebangkitan (Mat. 22:23).

Masyarakat mayoritas Yunani pun masih terdapat semangat untuk mengolok-olok ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati (Kis. 17:32).

Kalangan filsuf Yunani pun ikut mengejek kebangkitan dan mengatakan, “Marilah kita makan dan minum, karena besok kita mati.”

Hal-hal itu yang dihadapi oleh jemaat Korintus, suatu ajaran penolakan terhadap doktrin kebangkitan yang mereka temukan dalam keseharian mereka.

Iman Bukan Tarik Tambang

Beriman itu bukanlah lomba tarik tambang yang berprinsip “siapa yang jumlahnya lebih banyak, maka mereka yang menang (mereka yang benar)”.

Menjalani hidup beriman sejatinya adalah menjumpai dan mengalami Siapa yang mereka Imani itu secara pribadi. Dari sana, ia diubahkan menjadi pribadi yang lebih baik lagi oleh karena imannya (ay. 9-10). Dan tujuan dari iman adalah keselamatan jiwa kita (ay. 2).

Jika semuanya itu telah kita temukan di dalam anugerah Allah melalui Yesus Kristus yang telah menebus dosa dan menyelamatkan kita untuk hidup kekal bersama-Nya, menyia-nyiakan iman kita sama saja dengan mengabaikan atau bahkan membuang keselamatan yang telah kita terima dariNya.

Sharing
1. Mengapa ada orang percaya yang rela menyia-nyiakan imannya dan membuang anugerah keselamatan yang telah diterimanya? 2. Hal-hal apa saja yang harus dilakukan orang percaya untuk senantiasa menyadari berharganya imannya di dalam Kristus di tengah kepelbagaian iman yang ada di Indonesia?

Kebanyakan dari kita hidup oleh iman jika kita tahu bahwa upahnya akan diberikan dalam dua minggu. (Vance Havner)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>