Mikha 6:1-8 | Amnesia Rohani

Renungan Khotbah Tafsir Mikha 6:1-8 Mengingat tidak memerlukan modal besar. Hanya kemauan saja.
Mikha 6:1-8

Amnesia Rohani — Amnesia adalah suatu keadaan kehilangan daya ingat, terutama tentang masa lalu atau tentang apa yang terjadi sebelumnya karena penyakit atau cedera pada otak (definisi KBBI).

Banyak kita temukan dalam film-film layar lebar, jalan cerita yang menggunakan tema amnesia. Biasanya dengan plot cerita, pemeran utamanya tiba-tiba kecelakaan, lalu mulai hilang ingatan karena kecelakaan tersebut. Masa di mana amnesia hingga menjadi “sembuh (dapat ingat kembali)” itulah yang menjadi jalan cerita film nya.

Perikop kita hari ini pun menceritakan tentang amnesia. Bukan karena ada orang yang kecelakaan atau karena cedera pada kepala mereka saat jatuh, tapi amnesia ini terjadi pada seluruh bangsa yang melupakan apa yang telah Allah lakukan dalam sejarah kehidupan mereka.

Katakanlah, semacam ... amnesia rohani masal. Sehingga kehidupan bangsa Israel kala itu merosot tajam secara moral dan iman.
Mikha 6:1-8
Pengaduan, tuntutan dan hukuman TUHAN terhadap umatNya
6:1 Baiklah dengar firman yang diucapkan TUHAN: Bangkitlah, lancarkanlah pengaduan di depan gunung-gunung, dan biarlah bukit-bukit mendengar suaramu!
6:2 Dengarlah, hai gunung-gunung, pengaduan TUHAN, dan pasanglah telinga, hai dasar-dasar bumi! Sebab TUHAN mempunyai pengaduan terhadap umat-Nya, dan Ia beperkara dengan Israel.
6:3 "Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah Kulelahkan? Jawablah Aku!
6:4 Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu.
6:5 Umat-Ku, baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh Balak, raja Moab, dan apa yang dijawab kepadanya oleh Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim sampai ke Gilgal, supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan keadilan dari TUHAN."
6:6 "Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun?
6:7 Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?"
6:8 "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"
Perikop yang kita baca saat ini dilatarbelakangi oleh keadaan Kerajaan Israel di masa sebelum pembuangan ke Babel (dan Asyur) terjadi. Waktu itu keadaan bangsa Israel sangatlah bobrok.

Lihat saja misalnya Pasal 3, tentang pemimpin dan nabi palsu di Israel. Atau pasal 7 tentang kemerosotan akhlak Israel.


Dalam konteks itulah Allah memanggil nabi Mikha untuk memberitakan kabar pertobatan bagi Israel yang sudah melupakan TUHAN, Allah mereka (ayat 3-5).

Menarik, dalam perikop kita karena Allah bahkan harus mengingatkan kembali Sejarah Keselamatan Israel dari mulai yang paling awal, yaitu peristiwa keluaran dari Mesir (ayat 3-4).

Kemudian disandingkan dengan peristiwa Balak dan Bileam (disuruh kutuk malah memberi berkat, ayat 5), yang secara jelas mau mengingatkan bagaimana Allah menyelamatkan, menjagai, memelihara dan menyediakan berkat selalu bagi bangsa Israel.

Bila kita melihat ayat 8, sewaktu Allah mengingatkan bahwa yang dituntut olehNya hanyalah berlaku adil, setia dan rendah hati di hadapanNya, hal ini menjadi miris sekali karena itu berarti bangsa Israel waktu itu benar-benar dianggap tidak melakukan ketiga hal tersebut dalam kehidupan keseharian mereka.

Padahal ketiga aksi tersebut (adil, setia dan rendah hati) tidak memerlukan “modal” apa-apa, selain mau melakukan saja – Bandingkan dengan ayat 6 yang perlu “modal anak lembu sebagai korban bakaran”.

Hari ini, apa yang dinyatakan oleh Allah melalui nabi Mikha akan selalu relevan bagi setiap orang percaya yang telah menikmati karya keselamatan, penjagaan, pemeliharaan dan berkat Allah dalam kehidupan mereka untuk tidak terjangkit penyakit amnesia rohani.

Sharing
Dengan cara bagaimana kita bisa tidak terjangkit penyakit amnesia rohani? Bagaimana cara kita mengobati penyakit amnesia rohani?

Suami yang baik tidak pernah ingat umur istrinya, tetapi selalu ingat hari ulang tahun sang istri. (Jacques Audiberti)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>