Lukas 21:5-19 | Monumen untuk Momentum

Renungan Khotbah Tafsir Lukas 21:5-19 Membangun ulang dari Reruntuhan.
Lukas 21:5-19

Monumen untuk Momentum — Tema kita hari ini menggunakan dua kata yang kuat, yaitu monumen (bangunan atau tempat atau sesuatu yang mempunyai nilai sejarah) dan momentum (kesempatan).

Ketika dua kata itu disatukan dalam kalimat tematis di atas, - Monumen untuk Momentum – maksudnya adalah setiap orang bisa mengabadikan sesuatu yang dari sana dia berkesempatan untuk memiliki perasaan tertentu.

Sayangnya, tidak semua orang me-monumen-kan sesuatu yang kemudian dari sana ia mendapatkan kesempatan untuk memiliki perasaan yang baik.

Ada kalanya orang membangun monument hanya untuk membuat dirinya sedih, mengingat luka, atau apapun juga yang justru tidak membangun kehidupannya.

Masih ingat dulu pas pacaran kemudian putus, lalu semua barang yang pernah berkaitan dengan mantan, kita kembalikan ke orangnya atau bahkan kita buang? Hehe.

Itu contohnya ketika seseorang tidak ingin me-monumen-kan sesuatu yang justru dari sana ia mendapatkan momentum untuk mengingat kesedihannya.

Perikop kita hari ini, yang terdiri dari dua bagian: Lukas 21:5-6 dan dilanjutkan Lukas 21:7-19.
Lukas 21:5-19
Bait Allah akan diruntuhkan
21:5 Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus:
21:6 "Apa yang kamu lihat di situ--akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."

Permulaan penderitaan
21:7 Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?"
21:8 Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.
21:9 Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera."
21:10 Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan,
21:11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.
21:12 Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku.
21:13 Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.
21:14 Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu.
21:15 Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.
21:16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh
21:17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.
21:18 Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang.
21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."
Mengisahkan tentang perbedaan antara beberapa orang (dalam paralel perikopnya, beberapa orang ini diidentifikasi sebagai para murid Yesus sendiri, Mat. 24:1-2; Mar. 13:1-2) dengan Yesus ketika melihat bangunan Bait Allah kala itu.


Yang satu terpesona karena megahnya bangunan, sedangkan Yesus justru mengatakan kepada mereka bahwa, “akan datang harinya di mana Bait Allah yang megah itu akan diruntuhkan” (ayat 6).

Dan memang pada tahun 70 Masehi nantinya (perikop kita ini masih di tahun 30 Masehi), yang oleh banyak orang tadi mereka terpesona karena kemegahan bangunannya, kemudian bangunan yang megah itu ternyata hancur (Karena Romawi membumihanguskan Yerusalem kala itu).

Menariknya justru Yesus dikala menjelaskan saat bangunan itu hancur (dengan semua dampak seperti yang dijelaskan Yesus di ayat 10-12: akan ada penganiayaan, bencana dll), tepat di saat itu pula merupakan kesempatan bagi mereka untuk bersaksi (ayat 13).

Hal itu menjadi menarik karena Yesus tidak sedang membuat momentum ketika monumen (bait Allah) itu masih berdiri, tetapi justru bahkan ketika bait Allah itu sudah runtuh pun, Yesus mengatakan bahwa momentum untuk bangkit dan bersaksi akan selalu terbuka bagi siapa saja.

Hari ini kita diajak oleh Yesus untuk selalu bisa meraih momentum (kesempatan) untuk bangkit dari reruntuhan kehidupan kita (karena dampak pandemi, misalnya).

Melihat monumen yang kita bangun (misalnya: pekerjaan), entah masih ada atau bahkan kita telah kehilangan hal itu, bahkan di saat monumen itu runtuh pun, hal itu selalu bisa kita jadikan sebagai momentum (kesempatan) untuk menemukan kebaikan Tuhan dalam memulihkan kehidupan kita tepat pada waktunya.

Menjadikan segala sesuatu -- me-monumen-kan --, baik suka atau duka, iman kuat atau iman sedang lemah sebagai momentum (kesempatan) untuk ber-resiliensi (memantul naik kembali).

Sharing
Ketika “monumen yang kita bangun itu runtuh”, apa yang menjadi kesulitan kita untuk menemukan momentum bangkit kembali?

Terlalu banyak orang kalau mereka gagal, mendirikan monumen untuk kegagalan mereka dan melewatkan sisa hidup mereka untuk memberinya persembahan. Tidak cukup banyak orang yang memandang kegagalan sebagai momen (saat) – satu pengalaman yang berkelebat dengan cepat. (John C. Maxwell, Be All That Can You Be, 206)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>