Ibrani 13:1-8 | Kasihku Bagimu

Renungan Khotbah Tafsir Ibrani 13:1-8 KasihKu Bagimu adalah dasar Kasihku Bagimu.
Ibrani 13:1-8

Kasihku Bagimu — Perikop kita hari ini diawali dengan sebuah pernyataan tegas: Peliharalah kasih persaudaraan (ayat 1).
Ibrani 13:1-8
Nasihat dan doa selamat
13:1 Peliharalah kasih persaudaraan!
13:2 Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.
13:3 Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah orang-orang hukuman. Dan ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini.
13:4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
13:6 Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"
13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
13:8 Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.

Kasihku Bagimu

Tadinya saya mengira kata “persaudaraan” yang digunakan di ayat 1 itu menunjuk pada “persaudaraan kepada semua, sesama manusia”.

Tapi ternyata tidak.

Kata “persaudaran” yang digunakan dalam teks itu adalah philadelphia yang menunjuk pada kasih persaudaraan di antara sesama pengikut Kristus di konteks waktu itu.

Sebentar, jangan salah paham lebih dahulu.

Sebagai orang percaya kita harus mengasihi semua orang.

Namun, bila teks Alkitab kita justru menekankan pada “kasih persaudaraan di antara sesama pengikut Kristus”, ini kan berarti ada satu “masalah” yang dihadapi oleh jemaat Kristen pada waktu itu sehingga di antara sesama orang percaya saja, mereka mulai untuk menggunakan istilah “tidak kenal saudara (seiman)”.

Beberapa penafsir mengaitkan perikop kita hari ini dengan Ibrani 10:25 di mana mulai ada orang-orang percaya yang mulai menjauhkan diri dari persekutuan.

Juga tentang kebaikan hati memberikan tumpangan kepada orang; Ini pun ditujukan paling awalnya untuk pelayanan bagi para pemberita Injil yang dijamu oleh keluarga-keluarga jemaat di waktu itu (bnd. Ibrani 6:10).


Lebih menarik lagi karena perikop kita mengaitkan juga tentang “hamba uang” (ayat 5). Seruan untuk mencukupkan diri dan percaya pada karya penyertaan Allah yang senantiasa menolong umatNya.

Gabungkan itu semua dengan pergumulan yang pasti dialami oleh jemaat mula-mula karena mereka berbeda iman (hinaan, persekusi, dll), maka kita akan menemukan sebuah jemaat yang diisi oleh kumpulan orang-orang yang letih lesu dengan semua pergumulan yang terjadi.

Sehingga dengan keadaan itu, mereka mulai berpikir untuk tidak lagi mementingkan kepentingan bersama sebagai satu persekutuan orang percaya di masa itu.

Mereka tidak lagi memperjuangkan “Kasihku Bagimu” (untuk sesama orang percaya), karena mereka mulai berfokus pada urusan mereka masing-masing dan meninggalkan persekutuan.

KasihKu bagimu

Perikop kita melawan sikap letih lesu itu dengan menunjukkan semangat para pemberita Injil yang dengan sukacita (walau banyak tantangan) menunjukkan kasih mereka bagi persekutuan orang percaya. --- Di sini, “Kasihku Bagimu” tidak hanya diucapkan oleh orang percaya nya, tetapi juga oleh para pemberita Injil Kristus (ayat 7).

Dan yang paling utama tentu adalah bagaimana Allah di dalam Yesus Kristus telah menyatakan tentang “KasihKu Bagimu”. Tentang Kasih Allah yang dinyatakan dalam anugerah pertolongan dan penyelamatan Yesus Kristus (ayat 6, 8).

Dengan mengingat pernyataan Allah tentang “KasihKu bagimu” inilah yang menjadi dasar kita untuk melakukan “Kasihku bagimu” (kepada sesama orang percaya dan semua orang) dan terlebih untuk menyatakan rasa syukur kita kepada Allah dengan menyatakan bahwa inilah “Kasihku bagiMu” melalui semua kebaikan hati yang bisa kita lakukan untuk sesama.

Sharing
Apa yang bisa kita lakukan di masa kini untuk menunjukkan “Kasihku bagimu” (bagi sesama) dan juga menunjukkan “Kasihku bagiMu” (untuk Tuhan) melalui sikap dan tingkah laku keseharian kita?

Cinta bukanlah saling menatap satu sama lain, melainkan bersama-sama melihat ke arah yang sama. (Antoine de Saint-Exuperry)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>