Mazmur 19:8-9 | Alkitab Kesayangan

Alkitab Kesayangan — Syalom bapak dan ibu semuanya. Mengawali renungan kita hari ini, boleh gak saya tanya ke bapak, ibu dan teman-teman muda semuanya?

Ganti Alkitab

Sampai dengan hari ini sudah berapa kali kita ganti Alkitab?

Iya, ganti Alkitab. Alkitab yang lama diganti dengan Alkitab yang baru dibeli lagi.

Kita sortir beberapa alasan yang tidak masuk dalam hitungan ya:

Kalau kita ganti Alkitab karena kebanjiran, jangan dihitung.

Kalau kita ganti Alkitab karena ketinggalan dan akhirnya kelupaan, jangan dihitung. Di gereja ada nih beberapa yang ketinggalan, gak diambil-ambil.

Apalagi sortirannya? Minimal dua hal itu lah ya.

Jadi, sudah berapa kali ganti Alkitab sampai umur kita sekarang?

Sebenarnya yang kita ganti itu Alkitab kesayangan. Tapi ya mau gak mau memang harus ganti karena sudah di stabilo sana-sini. Di garis bawah sana-sini. Sudah penuh dengan lipatan, coretan ... Kucel lah intinya.

Karena sudah banyak penandanya dan sudah lama digunakan, bertahun-tahun hingga kumal dan lusuh. Ya akhirnya Alkitab kesayangan memang harus diganti yang baru.

Mengikatkan Diri pada Alkitab

Saya mau cerita sedikit di kelas-kelas Katekisasi, saya selalu bilang: "Alkitab yang kamu bawa jangan ganti-ganti. Hari ini bawa Alkitab bapak, besok bawa Alkitab mama, besoknya lagi bawa Alkitab adeknya."

Bukan masalah isinya beda. Isinya mah pasti sama.

Tapi persoalannya adalah bagaimana seseorang bisa mengikatkan diri dengan Firman Tuhan di dalam Alkitab kalau perasaan memiliki Alkitab tidak ditumbuhkan olehnya?

Mazmur 19:8-9
Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.

Dalam bahasa ayat Alkitab kita hari ini, bagaimana seseorang bisa menyadari bahwa:
Firman Allah menyegarkan jiwa
Firman Allah memberi hikmat
Firman Allah menyejukkan hati
Firman Allah membuat mata bercahaya

Jika pemiliknya tidak terikat (merasa memiliki) dengan Alkitabnya?

Mengikatkan diri kepada Tuhan melalui FirmanNya di Alkitab. Dari sanalah kita mengenal kasih Tuhan kepada kita dan mengenal tentang apa dan bagaimana kita dihadapan Tuhan.

Duh, Saya Gak Paham Bacanya

Tema Sinodal kita minggu ini, "Dengan hikmat Tuhan, pahami dan hidup dalam FirmanNya."

Ada satu hal yang saya kuatir dari tema tersebut sebenarnya.

Saya kuatir kita berhenti membaca Alkitab karena kita tidak memahami apa yang kita baca dari Alkitab.

Padahal membaca Alkitab itu seperti minum obat atau makan makanan bergizi.

Bapak dan ibu tahu bagaimana detail reaksi tubuh kita ketika kita minum obat atau setelah makan?

Tidak tahu kan. Tahunya tepat pada waktu kita pulih saja karena obatnya telah bekerja.

Baca Alkitab juga sama seperti itu. Mungkin hari ini kita belum mengerti, ya tidak apa-apa. Akan ada waktunya nanti dalam proses perjalanan kehidupan, kita akan mengerti.

Terus saja membaca, jangan berhenti karena merasa tidak mengerti. Tepat pada waktunya, sedikit demi sedikit Dia akan memberi pengertian itu.

Menyambut Genggaman TanganNya

Hari ini kita juga diundang untuk ikut dalam perjamuan kudusNya.

Kalau daritadi kita bicara tentang usaha kita dalam mengikatkan diri kepada Tuhan melalui FirmanNya di Alkitab, sebenarnya Tuhan yang selalu lebih dahulu memperjuangkan agar diriNya terikat pada kita.

Melalui pengorbanan Kristus, Dia menunjukkan kepada kita bahwa Dia menggenggam kehidupan kita.

Bukan hanya tangan kita yang menggenggap tanganNya, tetapi lebih dahulu tanganNya yang mengenggam tangan kita.

Mari kita menyambut genggamanNya itu dengan menggenggam FirmanNya yang akan selalu menguatkan kehidupan kita.

Alkitab yang rusak biasanya adalah milik seorang yang utuh. (Charles Spurgeon)