Roma 13:8 | Janganlah Kamu Berhutang

Renungan Khotbah Tafsir Roma 13:8 Janganlah kamu berhutang. Tidak akan ada orang yang berhutang bila ditolong oleh kasih yang tulus.
Roma 13:8

Janganlah Kamu Berhutang — Pengertian paling sederhana tentang arti kata kasih adalah memberi (beri, pemberian). Sesederhana itu.

Sewaktu saya membaca perikop kita hari ini, saya benar-benar langsung tertuju pada ayat 8 tentang jangan berhutang. Kalimatnya menarik karena ada sesuatu yang agak gak nyambung sebenarnya di situ.

Roma 13:8
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

Antara kalimat: Janganlah kamu berhutang

dan dilanjutkan dengan kalimat: tetapi hendaklah kamu saling mengasihi.

ini agak gak nyambung ya? Bener gak sih? Maksud saya begini, kalau kalimat itu tertulisnya seperti ini: Janganlah kamu berhutang, tetapi hendaklah kamu mencukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu.

Nah itu baru nyambung. Akan tetapi ayat 8 tidak berkata seperti itu.

Memang benar apabila kita membaca ayat-ayat sebelumnya, Roma 13:1-7, ayat 8 ini sebenarnya menjadi seruan bagi umat di kala itu untuk patuh pada pemerintah dalam hal membayar pajak. Tidak bayar pajak, ini berarti berhutang, dan seseorang menunjukkan saling mengasihi dengan membayar pajak. (Yang saya tangkap sih begitu ya)

Roma 13:7
Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.

Tapi kali ini saya mau mengajak kita untuk memahaminya dari sudut pandang yang lain lagi.

Saya membayangkannya juga begini: Ayat 8 juga adalah seruan rasul Paulus kepada umat untuk saling tolong-menolong dengan menunjukkan kasih mereka kepada orang lain yang memerlukan pertolongan dan mereka bisa menolong yang perlu ditolong itu.

Ketika seseorang meminta pertolongan dan orang yang dimintai pertolongan memang bisa menolong dan menunjukkan kasihnya dengan memberikan pertolongan yang tulus, maka pertolongan itu tidak akan dianggap sebagai hutang. (Dalam konteks tertentu, hal ini bisa berlaku)

Bantuan itu tidak akan dianggap sebagai hutang apabila itu adalah suatu bentuk kasih dari orang yang menolong kepada yang ditolongnya. Sehingga tidak akan ada hutang disitu.

Jadi ayat itu juga mau mengatakan bahwa apabila di antara kita saling menunjukkan kasih - pemberian yang tulus, maka tidak ada seorang pun yang akan disebut sebagai orang yang berhutang. Jadi Subjek utama dari ayat itu adalah orang yang menolongnya yang menunjukkan kasih, bukan pada orang yang ditolong yang memang sedang tidak berdaya.

Dapat ya yang saya maksud?

Orang tidak akan berhutang karena ditolong dengan kasih.

Hari ini, di masa sulit seperti ini karena dampak pandemi, ayat 8 jadi terngiang terus: Jangan berhutang.

Andai setiap orang menunjukkan kasih kepada orang yang ada di sekitar mereka, mungkin tidak akan pernah ada lagi orang yang disebut sebagai orang yang berhutang.

Dua kata favorit yang selalu saya katakan kepada Tuhan dalam doa adalah “Tolong” dan “Terima Kasih”. (Joel Budd)

You may like these posts

2 comments

  1. Unknown
    Amen
  2. Anonymous
    Amen
  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>