Roma 4:1-25 | Pejuang Cari Ribut

Renungan Khotbah Tafsir Roma 4:1-25 Untuk kedamaian bersama, yang susah-susah itu menjadi layak diperjuangkan
Roma 4:1-25

Roma 4:1-25 — Ribut karena perbedaan dan melupakan bahwa kita memiliki dasar bersama untuk dapat tetap damai ditengah perbedaan yang ada. Mungkin kalimat itulah yang tepat dalam menggambarkan keadaan yang terjadi pada jemaat Kristen di Roma dalam pembacaan Alkitab kita hari ini.

Bagaimana tidak? Jemaat di Roma terdiri dari dua kelompok besar, yaitu: orang Kristen yang berlatar belakang Yahudi (dengan ‘Hukum Taurat’nya itu) dan orang Kristen yang berlatar belakang Yunani (yang sama sekali tidak mengenal ‘hukum Taurat’).

Keributan antara mereka salah satunya adalah orang Kristen Yahudi menuntut agar orang Kristen Non-Yahudi ber-sunat, sebab kalau tidak sunat, iman Kristen nya patut dipertanyakan. Kata mereka begitu (lihat suasana yang tergambar dari Roma 4:1-12).

Rasul Paulus menjelaskan panjang lebar (mulai dari pasal 2-4) mengenai persoalan yang terjadi di tengah jemaat kala itu dengan mengambil contoh langsung, yaitu Abraham.

Ini merupakan cara yang luar biasa dinyatakan Tuhan melalui Rasul Paulus tentang bagaimana semua orang, baik mereka yang berlatar belakang Yahudi (dengan Tauratnya) maupun mereka yang berlatar belakang Non-Yahudi (tanpa pengetahuan Taurat), keduanya dapat dibenarkan oleh karena iman mereka (ayat 16).

Roma 4:16
Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --

Satu contoh nyata, hukum sunat (yang kesannya diagung-agungkan oleh orang Yahudi) diberikan kepada Abraham di Kejadian 17, sehingga Abraham disunat ketika berusia 99 tahun dan Ismael disunat pada usia 13 tahun. Ishak disunat sesuai aturan dari Allah, pada hari ke-8 (Kejadian 17:12).

Pertanyaan penting: Apakah sebelum Abraham disunat, Abraham disebut tidak beriman? Tidak. Abraham dibenarkan bukan karena melakukan sunat itu sendiri, melainkan jauh sebelum hukum sunat itu dinyatakan (lih. misalnya Kej. 15:6), Abraham telah dikatakan sebagai orang benar (lih. ayat 18-25) karena imannya.

Memang lebih mudah ya bagi beberapa orang untuk mencari-cari perbedaan yang memang nyata ada diantara kita dan kemudian kita saling ribut daripada mencari dasar bersama ditengah perbedaan yang ada. Namun, untuk kedamaian bersama, yang susah-susah itu menjadi layak diperjuangkan. Kita ini sekarang pejuang kedamaian atau pejuang cari ribut?

Kita semua adalah malaikat yang hanya memiliki satu sayap. Dan kita hanya dapat terbang bila kita saling berpelukan. (Luciano de Crescenzo)

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>